Mohon tunggu...
Fadhli Aslama
Fadhli Aslama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Berusaha

Be better

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapa Itu Mohammad Yamin?

11 November 2021   12:33 Diperbarui: 11 November 2021   12:58 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak sekali para pahlawan yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, dimulai dari Pahlawan Revolusi, Kebangkitan Nasioanal, Proklamator, Kemerdekaan Nasioanal, dan masih banyak lainnya. 

Mereka semua ini terus berjuang tanpa henti dalam menyatukan seluruh rakyat Indonesia yang dulunya masih bersifat kedaerahan untuk bersatu menjadi satu dalam wadah Indonesia untuk mencapai kemerdekaan atas dasar kesamaan nasib akibat dijajah oleh bangsa asing seperti Portugis yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque pada tahun 1509 -- 1595 atas dasar pencarian rempah-rempah kemudian diikuti bangsa-bangsa lain dengan penjajahan terlama dilakukan oleh Belanda dengan rentang waktu 3,5 abad lamanya.

Dari sekian banyak pahlawan yang berjasa para kemerdekaan Indonesia ini, tokoh Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. merupakan pahlawan yang menginspirasi banyak orang karena berbagai kontribusi beliau untuk bangsa ini. 

Beliau lahir di Talawi, Sawahlunto pada 24 Agustus 1903 dan wafat pada 17 Oktober 1962 yang merupakan politikus, budayawan, sastrawan, ahli hukum, dan sejarawan yang telah dihormati sebagai pahlawan nasioanal. 

Moh. Yamin itu sendiri merupakan seorang wartawan terkemuka, pendidik, pelopor korps diplomatik Indonesia, dan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Dalam bidang kesusasatraan, Moh. Yamin ini menulis berbagai karya dalam bahasa Melayu yang masih berhubungan pada bentuk-bentuk bahasa Melayu Klasik. Kemudian tahun 1922, beliau memulai menjadi penyair puisi dengan judulnya Tanah Air yang merujuk pada Minagkabau, Sumatera. 

Puisi ini merupakan wujud himpunan puisi modern pertama yang diterbitkan menggunakan bahasa Melayu. Dengan berbagai banyak karya dari Mohammad Yamin ini, beliau masih menggunakan bentuk soneta serta menempatkan norma-norma klasik bahasa Melayu yang berbeda 180 dengan generasi muda.

Mohammad Yamin ini merupakah tokoh yang mendirikan Jong Sumatranen Bond. Organisasi ini merupakan perkumpulan para pemuda sumatera yang memiliki tujuan mempererat hubungan antara kaum pelajar asal Sumatera serta mendidik dan mengembangkan budaya Sumatera. Jong Sumatranen Bond itu sendiri juga ikut andil dalam Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II yang menghasilkan Piagam Sumpah Pemuda. 

Piagam ini merupakan titik balik perjuangan bangsa Indonesia yang sebelumnya berjuang secara kedaerahan menjadi berjuang secara bersama-sama sehingga memperbesar peluang untuk mengusir penjajah dari tanah air kita ini yang sudah mengekang dan menyengsarakan rakyat akan adanya perbudakan dan tindakan-tindakan keji lainnya.

Ketika penjajahan yang dilakukan oleh Jepang selama 3 tahun yang dimulai semenjak 1942, Moh. Yamin memiliki peran dalam Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). PUTERA ini merupakan organisasi yang dibentuk oleh Jepang sebagai ganti dari Gerakan Tiga A karena dianggap tidak efektif dalam perang Jepang. Pada organisasi ini, beliau ikut andil menjadi anggota Dewan Penasehat Departemen Penerangan.

Selain itu, Mohammad Yamin ikut merumuskan dasar negara Indonesia. Ketika melakukan usaha kemerdekaan Indonesia yang dilakukan oleh BPUPKI yang merupakan organisasi bentukan Jepang sebagai wujud realitas janjinya kepada Indonesia untuk memberikan kemerdekaan. Pada sidang ke-1 BPUPKI ini beragendakan untuk merumuskan dasar negara Indonesia yang dimulai tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, Moh. Yamin ikut dalam mengusulkan idenya tentang rumusan dasar negara Indonesia pada 29 Mei 1945 yang berisikan: 

Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Beliau berpendapat tentang hak asasi manusia untuk dimasukkan ke dalam konstitusi negara, kemudian hasil sidang dari ketiga usulan disebarkan ke daerah-daerah melalui utusan yang bertugas untuk membawa kabar.

Setelah kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945, negara membutuhkan pemerintahan sehingga waktu itu, Mohammad Yamin dilantik untuk jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan. 

Jabatan itu sendiri, yaitu, menjadi anggota DPR sejak tahun 1950, lalu Menteri Kehakiman tahun 1951, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan yang dilaksanakan pada 1953 sampai 1955. Selanjutnya, beliau menjadi Ketua Dewan Perancangan Nasioanal melalui UU No. 80 tahun 1958 sehingga mengemban jabatan tahun 1958 hingga 1963. 

Selain itu, Moh. Yamin menjadi Menteri Sosial dan Kebudayaan tahun 1959 -- 1960, Ketua Dewan Pengawas IKBN pada 1961 -- 1962, dan Menteri Penerangan yang diampu pada 1962 -- 1963.

Ketika menjadi Menteri Kehakiman, beliau melakukan pembebasan tanpa proses pengadilan untuk para tahanan politik dari penjara serta membebaskan tahanan yang dicap komunis atau sosialis sebanyak 950 orang. Atas kebijakannya banyak dikritik oleh anggota DPR, tetapi Mohammad Yamin berani bertanggung jawab atas tindakannya. 

Selain itu, saat menjabat menjadi Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan beliau mendorong untuk pendirian universitas baik itu negeri maupun swasta di seluruh wilayah Indonesia, sebagai contoh telah didirikan Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat dan Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Jawa Barat.

Dari sekian banyak peran dari Mohammad Yamin ini dalam memperoleh kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah hingga pascakemerdekaan yang menempati posisi-posisi penting dalam pemerintahan sehingga dapat berjalan dengan semestinya, memang pantas dapat menginspirasi banyak orang terutama pemuda-pemuda saat ini. 

Seluruh warga negara Indonesia dari sabang hingga merauke dapat mencontoh sikap dan perjuangan beliau dalam membela tanah air, tidak harus dari segi fisik, tetapi dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang dapat memajukan bangsa Indonesia untuk lebih baik kedepannya sehingga dapat menjadi negara maju dan makmur dengan bebas dari kesenjangan sosial serta masalah-masalah lainnya.

Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bela Negara,

Nama                 : Fadhli Aslama Afghani

NPT                    : 21210010

Prodi                  : Klimatologi 1

Nama Dosen   : Fendy Arifianto, M.Si.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun