Bukankah itu adalah bagian dari ritme kehidupan yang yang diperankan seorang manusia? Peran-peran inilah yang kemudian menjadi tauladan, pelajaran, inspirasi, bagaimana Tuhan memperlihatkan kasih sayangnya kepada manusia.
Terkadang manusia terlalu banyak mengeluh-kesah, bimbang, karena tidak diberikan kenikmatan seperti yang ada pada orang lain, tanpa disadari bahwa tidak semua rahman dan rahim itu harus berupa materi dan kedudukan.Â
Orang miskin belum tentu tidak merasakan kebahagian atau hilang kasih sayang. Betul, orang kekurangan harta tidak dapat menikmati kelezatan kursi empuk, kelezatan kasur empuk atau juga kelezatan makanan. Tetapi, bukan berarti dia tidak pernah bahagia.Â
Lihat saja betapa banyak orang yang kekurangan harta, tak punya jabatan, tetapi diwajahnya terpancar kebahagiaan. Hal itu bisa jadi karena banyaknya kasih sayang yang dimiliki. Lalu kita lihat, betapa banyak orang yang bergelimang harta dan kenikmatan tetapi tidak merasakan kebahagian. Itu bisa jadi karena kurangnya kasih sayang yang dimilikinya.Â
Kasih sayang memang bukanlah satu-satunya faktor meraih bahagia, tetapi salah satu prinsip utama kebahagiaan. Hilangnya kasih sayang akan menjadikan hidup sengsara, penuh penderitaan dan pertumpahan darah.Â
"Dan jika bukan karena karunia Allah kepadamu dan Rahmatnya, sungguh engkau tergolong orang yang rugi." (Al-quran).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H