Bukankah wabah ini mendorong kita untuk rajin mencuci tangan dan membersihkan diri? Begitu juga dengan ramadhan, mengajarkan kita untuk sesering mungkin berwudhu. Bukankah bencana ini membuat kita berburu konsumsi makanan yang bergizi? Begitu pula ramadhan, mengajarkan kita memakan makanan yang halal lagi baik.Â
Bukankah covid-19 mendorong kita untuk bersabar, merendahkan diri di hadapan sang maha kuasa? Begitu pula ramadhan. Bencana ini juga mengetuk rasa kemanusiaan kita, memunculkan sisi empati kita, begitu pula ramadhan mengajari kita untuk dapat merasakan kondisi orang lain.Â
Bencana ini mengajari kita untuk dapat bertahan, begitu pula ramadhan mengajari kita untuk tetap berjuang dalam kondisi lapar dan dahaga, dalam kondisi kaya maupun fakir.Â
Hal inilah yang menurut penulis sebagai proses merevolusi diri, memperbaiki sisi lahiriyah dan ruhaniyah kita. Mudah-mudahan, kita mampu melewati dua peristiwa ini dengan perubahan ke arah yang lebih baik, dalam artian perubahan yang tidak musiman akan tetapi berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H