Mohon tunggu...
Fadhlan Akbar
Fadhlan Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

merupakan mahasiswa universitas Airlangga jurusan Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerataan Transportasi Umum Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi serta Kemacetan

20 Agustus 2023   17:34 Diperbarui: 20 Agustus 2023   22:25 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polusi adalah suatu hal yang saat ini tidak dapat terlepas dari manusia, polusi sendiri dapat menyebabkan bahaya bagi Kesehatan manusia salah satunya adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Dilansir dari IQAir, Jakarta yang merupakan ibukota Indonesia, saat ini menduduki peringkat ke-8 kota besar paling berpolusi di dunia dengan indeks kualitas udara mencapai 109 yang berarti udara tersebut tidak sehat bagi kelompok sensitif.  

Menurut Ngabila selaku Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, selama Januari hingga Juni 2023, terdapat 638.291 kasus ISPA yang tercatat Dinas Kesehatan DKI Jakarta. RInciannya, 102.609 kasus ISPA pada Januari 2023, kemudian 104.638 kasus pada Februari 2023, dan 119.734 kasus pada Maret 2023.

Hal tersebut tentunya menjadi pertanyaan besar terhadap Langkah pemerintah terutama dalam penanganan polusi yang ada di Indonesia khususnya di daerah ibukota Jakarta. Selain itu, hal yang tak terlepas dari kehidupan masyarakat di ibukota adalah kemacetan.  Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan, indeks kemacetan DKI Jakarta naik ke peringkat 29 kota termacet di dunia. Padahal, berdasarkan riset TomTom InterInternational, Jakarta sebelumnya menduduki peringkat ke-46. Hal ini pula tentunya menjadi tugas bagi seluruh warga Jakarta dalam menangani polusi serta kemacetan.

 Menggunakan moda transportasi massal dalam mobilitas sehari-hari, menjadi salah satu rekomendasi yang harus dilakukan untuk mengurangi polusi udara serta kemacetan, salah satunya adalah penggunaan moda transportasi umum berbasis rel yaitu kereta api, karena Efisiensi kereta api dapat dilihat dari kapasitas angkut yang besar. Misalnya satu rangkaian kereta api jarak jauh yang terdiri dari 8 hingga 14 kereta dapat mengangkut penumpang dengan kapasitas hingga 1.120 tempat duduk sekali jalan. 

Jika dibandingkan dengan mobil pribadi yang memiliki kapasitas 7 orang atau motor berkapasitas 2 orang, maka sekali perjalanan kereta api dapat menggantikan 160 mobil atau 560 motor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris melalui Our World in Data, emisi setara CO2 per penumpang km pada kereta api adalah 41 gram, sepeda motor 103 gram, dan mobil 192 gram. 

Dengan demikian, saat melakukan perjalanan dengan kereta api yang mengangkut 1.120 penumpang, emisi CO2 yang dihasilkan hanya sebanyak 45.920 gram per km. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan emisi CO2 yang dihasilkan oleh sepeda motor sebesar 115.360 gram dan mobil sebanyak 215.040 gram dalam perjalanan yang sama.

Data ini menunjukkan bahwa kereta api memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan sepeda motor dan mobil. Dengan memilih naik kereta api, kita dapat berperan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap perlindungan lingkungan. Hal ini tentunya adalah Langkah yang bagus untuk diambil oleh masyarakat guna berpartisipasi dalam pengurangan polusi serta kemacetan  yang ada di ibukota.

 Setelah mengetahui cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi serta kemacetan, tentunya penulis sangat setuju apabila pemerintah melakukan pemerataan transportasi umum berbasis rel di Indonesia khusunya di daerah yang memiliki angka kualitas udara serta kemacetan yang tinggi karena dengan adanya pemerataan transportasi umum berbasis rel tersebut, tentunya akan mengurangi polusi serta kemacetan yang ada di Indonesia. Pemerataan tersebut tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat Indonesia.

source : https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/11/12220471/dinkes-dki-rata-rata-100000-warga-jakarta-kena-ispa-setiap bulan#:~:text=Menurut%20Ngabila%2C%20selama%20Januari%20hingga,119.734%20kasus%20pada%20Maret%202023. https://www.kai.id/information/full_news/5638-kurangi-polusi-yuk-naik-kereta-api

 #Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat

 #AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun