Mohon tunggu...
Fadhla Annisa
Fadhla Annisa Mohon Tunggu... Lainnya - kuliah S1

kajian islami

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sampah di Pantai adalah ancaman bagi ekosistem laut dan kehidupan makhluk hidup

13 Desember 2024   19:26 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:26 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah di pantai kini menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak di zaman sekarang. Masalah ini tidak hanya membahayakan keindahan alam, tetapi juga menunjukkan efek serius terhadap ekosistem laut dan kehidupan manusia. Sebagai bagian penting dari bumi, kita perlu memahami bahwa perilaku kita memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada sekedar pemandangan yang tidak sedap.

Pertama, mari kita lihat bukti mengenai dampak dari limbah laut. Berdasarkan laporan dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) pada tahun 2021, diperkirakan terdapat sekitar 11 juta ton plastik yang masuk ke lautan setiap tahunnya. Limbah plastik ini dapat merusak habitat laut, menyebabkan kematian hewan laut yang terjerat di dalamnya atau menelan partikel plastik yang salah diidentifikasi sebagai makanan. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal "Science" pada tahun 2015 menyebutkan bahwa lebih dari 800 spesies laut berada dalam risiko karena interaksi mereka dengan limbah plastik.

Kedua, keberadaan sampah di pantai juga memiliki efek pada kehidupan manusia. Selain mencemari sumber daya air, limbah laut dapat berdampak negatif pada industri pariwisata yang menjadi salah satu sumber pendapatan bagi banyak negara. Menurut informasi dari Organisasi Pariwisata Dunia, sekitar 13% dari total produk domestik bruto (PDB) dunia bergantung pada pariwisata. Ketika pantai-pantai tercemar limbah, daya tarik bagi wisatawan akan menurun, yang pada akhirnya berakibat buruk bagi ekonomi lokal.

Di samping itu, sampah laut yang terurai dapat masuk ke dalam rantai makanan manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas California menunjukkan bahwa lebih dari 90% ikan yang ditangkap di lautan global terpapar mikroplastik. Saat manusia mengonsumsi ikan yang terkontaminasi, dampak jangka panjang dari mikroplastik ini belum sepenuhnya diketahui, tetapi tanda-tanda menunjukkan adanya risiko kesehatan yang serius.

Namun, meskipun tantangan ini terasa besar, kita, baik sebagai individu, kelompok, maupun negara, memiliki kemampuan untuk menangani masalah ini. Kegiatan pembersihan pantai, edukasi masyarakat mengenai pengurangan penggunaan plastik, dan penerapan regulasi yang lebih ketat terhadap industri yang menghasilkan limbah plastik dapat menjadi langkah yang efektif untuk mengatasi isu ini. Inisiatif seperti "Ocean Conservancy" yang mengorganisir pengumpulan sampah di pantai telah menunjukkan bagaimana kerja sama masyarakat dapat memberikan dampak positif. Pada tahun 2020, lebih dari 1,7 juta relawan ikut serta dalam acara "Coastal Cleanup Day" yang berhasil mengumpulkan lebih dari 6,4 juta pon sampah dari pantai di seluruh dunia.

Sebagai kesimpulan, sampah di pantai merupakan ancaman serius bagi ekosistem laut dan kehidupan manusia. Dengan segala data dan fakta yang menunjukkan efek negatifnya, sudah saatnya kita mengambil tindakan. Melalui kerja sama antara individu, masyarakat, dan pemerintah, kita bisa memfasilitasi perubahan berarti yang bukan hanya akan melindungi lingkungan, tetapi juga memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Kita tidak bisa berpangku tangan; setiap langkah kecil kita memiliki dampak yang besar. Mari jaga pantai kita dari limbah demi kesehatan laut dan kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun