6.Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
7.Kapten Pierre Tendean (yang menjadi korban karena berada di tempat yang salah saat penculikan Jenderal Nasution)
Peran Jenderal A.H. Nasution
Jenderal Abdul Haris Nasution, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan serta Kepala Staf Angkatan Bersenjata, menjadi salah satu target utama G30S/PKI. Namun, beliau berhasil melarikan diri dari upaya penculikan tersebut. Berikut adalah kejadian yang menimpa Jenderal A.H. Nasution:
1.Penyerangan Rumah
Pada malam itu, pasukan G30S/PKI menyerbu rumah Jenderal Nasution di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Mereka berusaha menculiknya, namun Nasution berhasil melarikan diri dengan melompati tembok belakang rumahnya dan bersembunyi di kediaman Dubes Irak yang berada di sebelah rumahnya.
2.Korban
Dalam serangan ini, putri Nasution, Ade Irma Suryani Nasution, tertembak dan kemudian meninggal dunia pada tanggal 6 Oktober 1965. Selain itu, ajudan Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean, juga menjadi korban dan dibawa oleh pasukan G30S/PKI yang menyangka bahwa dia adalah Jenderal Nasution.
3. Dampak dan Konsekuensi
Kegagalan G30S/PKI ini segera diketahui oleh Mayor Jenderal Soeharto, yang kemudian mengambil alih komando Angkatan Darat. Dengan cepat, Soeharto dan pasukannya berhasil mengendalikan situasi dan menumpas para pelaku kudeta. Pada tanggal 1 Oktober 1965, Soeharto mengumumkan bahwa dia telah mengendalikan situasi dan menyatakan bahwa G30S/PKI telah dikalahkan.
Peristiwa ini menjadi titik balik dalam sejarah Indonesia. PKI kemudian dilarang, dan anggotanya serta simpatisannya mengalami penangkapan massal, penyiksaan, dan pembunuhan. Peristiwa ini juga membuka jalan bagi Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan dari Presiden Soekarno dan memulai rezim Orde Baru yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade.