Ketokohan Ketua Umum Partai Yang Pudar
Seperti yang di singgung sebelumnya bahwa partai yang tidak mendapatkan kandidat Capres maupun Cawapres tidak mendapatkan efek electoral. Seharusnya partai politik berbenah di kalangan internal khususnya partai yang tidak mempunyai basis pengkaderan yang baik dan kuat.Â
Karena dengan memakai sistem seperti ini sebuah ketokohan ketua umum tidak akan terlalu berpengaruh karena yang akan berpengaruh sangat besar adalah mesin partai di bawah.karena sehebat apapun tokoh ketua umum partai itu akan menjadi kalah perhatian dengan partai yang mendapatkan kandidat Capres maupun Cawapres.Â
Menurut Rully Peneliti LSI Denny JA "Jika menghitung secara populasi nasional, pengaruh caleg terhadap suara dan posisi partai sebesar 15,6 persen. Artinya suara dan posisi parpol di Pemilu 2019 sangat ditentukan kemampuan partai tersebut mengoptimalkan pengaruh caleg terhadap partai," kata Rully dikutip dari cnnindonesia.com.Â
Ini membuktikan bahwa mesin partai adalah ujung tombak dari partai itu sendiri dengan sistem Pemilu 2019 ini ketokohan partai yang hanya mengandalkan ketua umum mulai tidak berpengaruh.
Selayaknya hukum alam setiap keputusan memilki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Sistem Pemilu saat ini juga menjadi pembelajaran kepada sistem demokrasi kita dimana partai yang hanya mengandalkan modal besar tidak cukup untuk medapatkan kekuasaan di sini khususnya di parlemen.Â
Hanya partai yang mempunyai basis kuat dan sistem pengkaderan yang bagus saja yang akan bisa menyesuaikan dan mengikuti sistem Pemilu apapun di Indonesia. Ini juga memberi pesan agar para elite yang mempunyai uang yang banyak tidak semudahnya membuat sebuah partai politik
Muhammad Farras Fadhilsyah
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia
Public Relations
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI