Pemilu 2019 saat ini memiliki ritme yang berbeda, saat ini kita tahu bahwa pemilu legeslatif dan pemilihan presiden di lakukan secara serentak dan bersamaan. Dalam pemilu ini memang banyak menuai kritikan khususnya para pelaku partai politik itu sendiri karena dengan adanya efek pemilhan presiden yang bersamaan dan tidak menggunakan mekanisme Presidentsial Trasehold 20% akan berefek hanya beberapa partai saja yang di untungkan.Â
Khususnya hanya partai yang kadernya menjadi kandidat saja yang mendapat efek electoral. Kita bisa lihat dimana saat detik-detik penutupan pendaftaran capres-cawapres para elite partai politik pun sangat alot untuk bernegosiasi antar elite politik. Tentunya untuk mendapatkan kursi kandidat dan untuk mendapatkan efek electoral ke partainya itu sendiri
Bagi para elite politik memang pemilu 2019 ini merasa banyak hal yang tidak adil saat di berlakukannya Pilpres dan Pemilu di lakukan secara serentak, di tambah dengan sistem PT 20% yang hanya menguntungkan beberapa partai saja.Â
Karena ber efek kepada partai politik yang kadernya tidak menjadi kandidat capres maupun cawapres menjadi kesulitan untuk mengsosialisasikan partainya. Ini di buktikan dengan hasil beberapa survey yang dirilis bahwa partai yang akan lolos ke DPR hanya sekitar 6-7 partai saja. Tugas para partai ini kian menjadi berat karena imbas PT 0% diantaranya adalah:
Media Yang Berfokus Kepada Issue Pilpres saja
Media sangat berperan aktif di dalam sistem demokrasi ini, media bisa menciptakan issue dan bisa meredamkan sebuah issue. Dalam teori agenda setting menurut McCombs & Shaw adalah "mass media have the ability to transfer the salience of items on their news agendas to public agenda" (Griffin, 2010).Â
Pengertian ini menjelaskan bahwa media massa memang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi bahkan membentuk pola pikir audience yang terkena terpaan informasinya Dalam pemilu ini terlihat memang media hanya berfokus kepada issue Pilpres saja, ini yang mengakibatkan bahwa masyarakat akan beranggapan dalam kontestasi ini lebih penting sisi pilpres nya saja.
Kampanye Terbuka Yang Disatukan
Jika kita mengingat disaat pemilu sebelumnya masing-masing partai politik melakukan kampanye akbar terbuka sendiri-sendiri. Mempromosikan nya kepada masyarakat secara mudah dengan logo acara partai sendiri. Kini kampanye dari masing-masing partai sudah tidak terlihat, dimana saat ini kampanye akbar di lakukan secara bersamaan dengan para partai pendukung koalisi untuk mengkampanyekan juga para Capres-Cawapresnya.Â
Dimana secara psikologis masyarakat akan dating ke dalam kampanye untuk kehadiran mendukung Capres-Cawapres ketimbang karena mendukung partai tersebut.