Oleh: Muhammad Farras Fadhilsyah (Pengamat Komunikasi Politik Milenial -Â Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia)
Baru- baru ini beberapa lembaga survei mengeluarkan hasil terbaru survei mereka mengenai elektabilitas kandidat Pilpres 2019. Walaupun seringkali survey selalu menjadi bahan perdebatan mengenai hasil lembaga survei tersebut karna banyak di isukan hasil itu hanyalah bayaran dan penggiringan opini belaka. Tetapi tidak ada salahnya bahwa hasil dari beberapa lembaga survei ini menjadikan test on the water atau bisa menjadi bahan pelajaran bagi kedua kubu.
Berikut ini beberapa hasil lembaga survei mengenai elektabilitas kandidat Pilpres 2019 :
- Litbang Kompas
Waktu: 22 Februari-5 Maret 2019
Jumlah responden: 2.000
Margin of error: +/- 2,2% (tingkat kepercayaan 95%).
Hasil:
-Jokowi-Ma'ruf Amin 49,2%
-Prabowo-Sandiaga 37,4%
-Undecided Voters: 13,4%2. SMRC
Waktu: 24-31 Januari 2019
Jumlah responden: 1.620
Margin of error: +/- 2,65% (tingkat kepercayaan 95%)
Hasil:
- Jokowi-Ma'ruf: 54,9%
- Prabowo-Sandiaga: 32,1%
- Undecided Voters: 13,0%3. PolMark Indonesia
Waktu: Oktober 2018-Februari 2019
Jumlah responden: 440 di masing-masing 72 dapil
Margin of error: +/- 4,8% dan 880 responden di 1 dapil dengan margin of error+/- 3,4% (tingkat kepercayaan 95%)
Hasil:
- Jokowi-Ma'ruf: 40,4%
- Prabowo-Sandiaga: 25,8%
- Undecided Voters: 33,8%4. Konsep Indonesia (Konsepindo Research and Consulting)
Waktu: 17-24 Februari 2019
Jumlah responden: 1.200
Margin of error: +/- 2,9% (tingkat kepercayaan 95%)
Hasil:
- Jokowi-Ma'ruf: 54,8%
- Prabowo-Sandiaga: 34,1%
- Undecided Voters: 11,1%5. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA
Waktu: 18-25 Februari 2019
Jumlah responden: 1.200
Margin of error: +/- 2,90% (tingkat kepercayaan 95%)
Hasil:
- Jokowi-Ma'ruf: 58,7%
- Prabowo-Sandiaga: 30,9%
- Undecided Voters: 9,90%. - Sumber: Detik.com
Melihat dari beberapa lembaga survei yang telah dirilis di bulan ini, hasilnya tidak ada perubahan yang berbeda jauh, bahkan bisa di katakan perubahan selisih nya tidak ada peningkatan bagi kubu 02. Ini menjadi pertanda bahwa tim 02 harus berekerja lebih keras lagi untuk berpikir menaikan elektabilitas. Salah satu faktor yang harus di tekankan oleh tim 02 untuk menyentuh grassroot lebih dalam dan intensif lagi membuat program yang mudah di terima oleh masyarakat bawah
Kubu 02 selama ini program kampanyenya bisa dikatakan tidak terlalu menyentuh di kalangan grassroot. Selama ini tim 02 lebih banyak permaianan retorika menyerang opini tentang stigma-stigma yang di lemparkan ke 01. Dan mulai belakangan ini saja tim 02 baru mengkampanyekan program-program yang langsung menyentuh ke kalangan grassroot, ini bisa di katakan telat karena lawan nya 01 sudah memulai duluan program-program ini. Nampaknya permainan isu dan stigma tidak berpengaruh banyak untuk menyerang elektabilitas 01.
Cara untuk menyentuh kalangan grassroot adalah dengan cara membuat program dengan menggunakan isitilah yang mudah di pahami oleh masyrakat bawah. Dengan itu mereka akan berkesan bahwa ada langkah nyata untuk mereka, maka disini peran membuat gymick politik sangat di tekankan. Kubu 01 sudah memulai start duluan mengenai 3 kartu andalannya tersebut.Â
Bagi para pendidikan kelas menengah keatas memang penerbitan kartu tersebut menjadi konterversi. Tetapi untuk di kalangan grassroot kehadiran kartu tersebut sangat lah berarti karna berkesan ini langkah yang benar dan nyata. Mereka tidak peduli bagaimana anggaran itu di dapatkan dan lain-lainnya. Yang mereka paham adalah mereka melihat ada langkah nyata.