Mohon tunggu...
Fadhil MuhammadAnugrah
Fadhil MuhammadAnugrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pekerjaan Sosial di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Mahasiswa Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung yang memiliki ketertarikan dalam bidang Sosial, Lingkungan, Politik, dan Pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berebut Tanah : Potret Luka dalam Eksploitasi di Indonesia

8 Januari 2025   19:22 Diperbarui: 8 Januari 2025   19:20 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan Papua (Sumber : Youtube Indonesia Baru)

BEREBUT TANAH - Episode #10 Ekspedisi Indonesia Baru

Indonesia, negeri yang dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan keragaman budayanya yang kaya, sayangnya juga menyimpan luka yang tersembunyi di balik gemerlap pariwisata dan ambisi pembangunan. Sebuah ekspedisi yang terekam dalam video "Berebut Tanah", memberikan gambaran yang jujur dan menyayat hati tentang realitas yang dihadapi masyarakat di berbagai daerah, dari Bali yang ikonik hingga Papua yang kaya sumber daya.

Bali: Antara Surga Wisata dan Jeritan Warga Lokal 

Bali, yang sering disebut sebagai "Pulau Dewata", telah lama menjadi magnet bagi wisatawan dari seluruh dunia. Keindahan pantainya, keunikan budayanya, dan keramahan penduduknya telah memikat jutaan pengunjung setiap tahun. Namun, di balik gemerlap pariwisata massal, terdapat cerita yang kurang menyenangkan.Video ekspedisi ini menyoroti dampak negatif pariwisata yang tak terkendali di Bali. Konflik antara wisatawan dan warga lokal semakin sering terjadi, dipicu oleh perbedaan budaya, perilaku yang tidak menghormati adat istiadat, dan persaingan atas sumber daya. Harga tanah yang melambung tinggi akibat investasi properti untuk pariwisata telah memaksa banyak warga lokal untuk menjual tanah leluhur mereka dan terpinggirkan di tanah sendiri. Alih fungsi lahan pertanian menjadi akomodasi pariwisata juga mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian masyarakat petani.

Kisah tentang arisan tanah yang diangkat dalam video memberikan secercah harapan. Inisiatif ini menunjukkan upaya warga lokal untuk mempertahankan tanah mereka secara kolektif, melawan arus kapitalisme yang kuat. Namun, pertanyaan besar tetap ada: mampukah upaya ini bertahan di tengah gempuran investasi dan kepentingan ekonomi yang lebih besar?

Hutan Papua (Sumber : Youtube Indonesia Baru)
Hutan Papua (Sumber : Youtube Indonesia Baru)

Papua: Tanah yang Dirampas, Hutan yang Dibabat, Manusia yang Terluka 

Perjalanan ekspedisi berlanjut ke Papua, tanah yang kaya akan sumber daya alam namun juga menyimpan luka sejarah dan ketidakadilan yang mendalam. Video ini mendokumentasikan dampak mengerikan dari perkebunan kelapa sawit yang merambah hutan-hutan Papua. Perampasan lahan masyarakat adat, yang telah hidup berdampingan dengan alam selama bergenerasi, menjadi pemandangan yang umum. Hutan-hutan yang merupakan sumber kehidupan dan identitas mereka dibabat habis untuk membuka lahan perkebunan. Eksploitasi buruh di perkebunan kelapa sawit juga menjadi sorotan. Para pekerja, seringkali berasal dari luar Papua, dipekerjakan dengan upah yang rendah dan kondisi kerja yang buruk. Mereka terperangkap dalam lingkaran kemiskinan dan ketidakberdayaan.

Dapat disaksikan juga bagaimana aktivitas illegal logging yang masih marak terjadi di Papua. Hutan-hutan yang seharusnya dilindungi ditebangi secara ilegal untuk kepentingan ekonomi segelintir pihak. Dampak dari aktivitas ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga merugikan negara dan masyarakat secara luas. Tak kalah penting, video ini juga mengangkat kisah pilu masyarakat Papua yang terdampak oleh peristiwa 65. Trauma dan luka masa lalu masih membekas hingga kini, menciptakan generasi yang hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan ketidakpastian.

Sumber : Nusantara News
Sumber : Nusantara News

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun