Mohon tunggu...
Fadhil Nugroho Adi
Fadhil Nugroho Adi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Paruh Waktu

Pembelajar, penyampai gagasan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengejawantahkan Puasa

1 April 2023   00:43 Diperbarui: 1 April 2023   01:04 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah berapa lama kita berpuasa?

Setahun terakhirkah?
Sepuluh tahun terakhir?
Atau malah baru hari kemarin?

Apa yang mendasari kita untuk berpuasa?

Dorongan dari dalam diri?
Atau semata mengikuti norma dan tradisi, agar dibilang tidak membangkang?

Ya, apapun itu, berpuasa adalah sarana yang penting dijalankan bagi setiap diri yang berusaha mengejawantahkan "siapa aku". Sebab sejatinya berpuasa adalah mengekang, atau menahan semua keinginan diri yang terlalu jauh lepas kendali. Maklum, manusia kadang terlalu jumawa dengan akal dan pikiran yang berkuasa. Untuk itulah mengapa puasa menjadi momentum sakral untuk mengembalikan diri sesuai dengan kodrat penciptaannya.

Ada sebuah cerita dari orang-orang yang berpuasa. Konon katanya, menjaga lapar dan haus sudah biasa. Tapi tak kalah beratnya adalah menahan nafsu yang sering muncul tanpa disengaja. Atau, ada orang yang siang harinya berpuasa, namun malamnya asyik bersantap arak dengan riang sampai asyik mengoyak ranjang. 

Apakah untuk mereka ini, esensi puasa masih bisa dicapai? Bisa saja iya, dan bisa saja tidak. Masing-masing punya pemaknaan yang khas atas setiap perbuatan yang dilakukan. Jika puasa itu berhasil, minimal, si pelaku merasakan penyesalan yang cukup dalam. Namun jika setengah berhasil, minimal dia bisa meredam syahwatnya dalam waktu yang sudah ditentukan, dan tentu itu tak mudah bagi si pelaku.

Dalam skala masyarakat yang lebih luas lagi, ada yang punya larangan membuka tempat makan pada siang hari selama bulan puasa. Tujuannya, untuk menghormati mereka yang menjalankan puasa. Ide ini pada permukaannya terlihat bagus. 

Namun kalau diajukan pertanyaan seperti ini kepada 10 saja orang yang biasa berpuasa: "Apakah warung yang tetap buka di siang hari akan berpengaruh pada kekhusyukan puasa?" Saya cukup yakin, 9 dari 10 orang pasti akan menjawab: tidak. Mengapa? Karena sebagaimana termaktub di awal tulisan ini, puasa adalah momentum untuk menguji, seberapa besar komitmen seseorang dalam menjaga dirinya dari segala macam nafsu yang bisa mengganggu pemurnian dirinya.

Dari sisi medis, sudah tak terhitung nampaknya, riset yang menjelaskan soal manfaat puasa bagi kesehatan. Saya tak ingin ambil pusing soal ini. Tentu saya bersyukur jika puasa membantu menyeimbangkan elemen-elemen dalam tubuh. 

Akan tetapi, yang tidak kalah penting adalah bagaimana puasa berkemampuan menyelaraskan batin. Puasa adalah lelaku batiniah. Semakin mampu seseorang mempuasakan diri, semakin tinggi pula spiritualitas seseorang itu. Arjuna teruji mencapai puncak spiritual saat berhasil mempuasakan dirinya di Indrakila. Ia Mintaraga. Mengasingkan diri. Memisahkan diri dari badan kasar. Ia Ciptaning. Berusaha sekuatnya untuk mencapai batin dan pikiran yang wening.

Sederhananya, pengendalian diri terbaik selalu berasal dari diri sendiri. Seseorang tentu tidak akan mampu memiliki kontrol diri jika tidak pernah dijajal untuk dikendalikan. Dan rutinitas puasa merangkum semua itu.

Sasi wimba haneng gata mesi banyu
Ndan asing suci nirmala mesi wulan
Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin
Ring angambeki yoga kiteng sakala

- Kakawin Arjuna Wiwaha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun