Mohon tunggu...
Fadhillah Rahmadany
Fadhillah Rahmadany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Universitas Pembangunan Veteran Jakarta program studi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Kehadiran Artificial Intelligence dalam Ranah Jurnalistik

7 Desember 2024   23:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   23:01 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

KEHADIRAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM RANAH JURNALISTIK

Di zaman yang sekarang semakin maju dan modern, kemajuan pada teknologi terutama dalam bidang komputer juga terus terjadi dan mulai mempengaruhi macam macam aktivitas yang dilakukan oleh manusia sehari hari, termasuk dalam proses produksi berita. Salah satu kemajuan teknologi komputer yang mulai mengubah cara dalam proses pembuatan berita adalah Artificial Intelligence atau AI. Contoh AI yang digunakan dalam proses pembuatan berita adalah, ChatGPT, Smodin, dan Phind. Artificial   Intelligence (AI)  adalah   kecerdasan yang  ditambahkan  kepada  suatu  system  yang bisa   diatur   dalam   konteks   ilmiah. Teknologi ini sangat mampu mendeskripsikan apa yang diperintahkan seorang jurnalis untuk mencari topik berita, mencari informasi untuk membantu jurnalis, AI juga dapat memberikan alarm saat ada isu baru yang muncul dan membuat jurnalis bisa dengan cepat memberikan respons terhdapap isu tersebut.

Perusahaan perusahaan dan media mulai menerapkan kecerdasan komputer ini untuk membuat berita tanpa bantuan dari kemampuan manusia, kerena itu beberapa tahun belakangan ini banyak bermunculan artikel yang membicarakan tentang jurnalistik berbasis AI. Dalam ranah jurnalistik, Artificial Intelligence (AI) menjadi inovasi penting yang dapat digunaan untuk membantu memperoleh keuntungan, meningkatkan  persaingan target pasar atau bahkan membantu meningkatkan persaingan bisnis yang lebih intens. AI biasanya digunakan dalam proses pengumpulan data dan untuk membuat berita secara otomatsis juga bisa digunakan untuk menganalisa opini opini, gambar, video atau teks dalam berita. Karena semua bantuan dari AI ini, banyak pertanyaan yang timbul dalam ranah jurnalistik seperti, "Apakah AI akan terus digunakan dalam proses produksi berita?" "Apakah peran jurnalis akan tergeser dan tergantikan karena kehadiran AI?''

Menurut Biagi (2010) kemajuan teknologi ini tidak hanya berpengaruh terhadap jurnalis, tetapi dapat mempengaruhi media massa karena proses jurnalistik sekarang ini semakin berhubungan dengan internet yang menampung data yang terkirim dari seluruh dunia, internet juga yang mengirim data ke seluruh dunia. Pekataan Biagi ini seperti menggambarkan Hukum Moore yang mengatakan komputer dapat menggeser atau mengancam jurnalis karena keberadaannya hanya dengan jangka waktu 20 dekade. Karena dengan kecepatan komputer untuk mengumpulkan data data dari seluruh penjuru dunia, sekarang ini kemampuan AI mulai menggantikan posisi jurnalis. Karena ternyata kecerdasan buatan yang terdapat dalam Artificial Intelligence ini bisa menghasilkan tulisan yang jika dilihat hanya sekilas, bisa terlihat persis seperti tulisan manusia. Jika kita menyimak sejenak artikel artikel yang diciptakan menggunakan kecerdasan dari komputer (AI) akan menampilkan penggunaan cara dan gaya bahasa yang berbeda dengan gaya dan cara tulis seorang jurnalis, jadi masih bisa dibedakan.

Dalam penulisan berita terdapat nilai nilai atau norma norma yang harus dianut dalam jurnalistik. Namun hal ini tidak banyak dibahas dan di angkat dalam artikel. Penulisan berita menggunakan kecerdasan komputer seperti AI ini harus dipastikan jika inovasi ini bisa mematuhi hukum dan etika dalam penulisan jurnal atau berita. Menurut WIPO pada tahun 2019 dan Mediana pada tahun 2023, dalam pengoperasionalan Artificial Intelligence permasalahan etika berhubungan dengan produksi misinformasi dan disinformasi, permasalahan tentang hak cipta, keamanan privasi dan siber, juga kebocoran data, juga isu tentang plagiarism karya pada saat masyarakat menggunakan Artificial Intellugence. Seharusnya pada penggunaan AI dalam penulisan berita, AI tersebut perlu ditanamkan kode untuk memenuhi kriteria etik dan hukum dalam jurnalistik.

Penggunaan Artificial Intelligence ini juga menghadirkan keuntungan lain untuk perusahaan seperti, AI dapat mengumpulkan dan menganalisa informasi dan data dari berbagai sumber di dunia, AI juga bisa melakukan proses editing berita sesuai kebijakan dan mengubah kebiasaan yang berukang dan membosankan. AI juga dapat menganalisa agenda berita yang disiarkan berbeda dengan berita lain yang lebih dulu ada. Dalam mengoptimalkan penggunaan AI dalam proses jurnalistik ini, banyak manfaat yang bisa dirasakan misalnya, singkatnya waktu yang di butuhkan dalam proses pembuatan berita, bisa menghasikan berita lebih banyak sehingga berita yang disiarkan juga bisa bertambah, jangkauan yang semakin luas untuk melakukan liputan berita, berkurangnya kesalahan ejaan dalam penulisan berita karena AI dapat mendeteksi kesalahan ejaan di dalam tulisan, penulisan berita juga tidak ada pemihakkan karena penulisan berita menggunakan AI dilakukan secara otomatis.

Dengan segala manfaat dari Artificial Intelligence ini tentu terdapat beberapa tantangan dalam menggunakan AI untuk proses jurnalistik seperti yang terdpat dalam penelitian yang dilakukan oleh Ekman & Aljazairi pada tahun 2016, penggunaan Artificial Intelligence dalam jurnalistik menciptakan tekanan untuk para jurnalis yang mengakibatkan kualitas dari para jurnalis ikut menurun, penggunaan AI dalam menulis berita juga membutuhkan anggaran dana yang sangat besar, hal ini menjadi tantangan ekonomi untuk Perusahaan, selain tekanan yang dirasakan jurnalis, mereka harus memiliki jiwa kompetitif dan harus paham betul dengan kemajuan teknologi terutama dalam penggunaan Artificial Intelligence ini yang bisa menjadi saingan mereka dalam melakukan proses jurnalistik. Selain itu Bahasa juga menjadi tantangan dalam penggunaan AI dalam proses pembuatan berita, karena bahasa yang digunakan oleh system AI cenderung sulit untuk dimengerti, berbeda dengan tulisan manusia yang memang bisa diatur sendiri oleh jurnalis. Bahasa yang biasa digunakan jurnalis untuk menulis berita biasa disebut dengan bahasa komunikasi massa, bahsa yang lebih ringkas dan padat yang langsung mengarah jelas kepada inti berita. Bahasa ini biasa digunakan seperti pada Radio, TV, dan media massa lainnya.

Dengan adanya semua bantuan dari inovasi baru dari kecerdasan komputer yang disebut dengan Artificial Intelligence ini dapat kita simpulkan bahwa kemajuan teknologi terutama Artificial Intelligence adalah kemajuan teknologi yang memang tidak bisa kita hindari atau kita tolak keberadaannya, kehadiran Artificial Intelligence ini memberikan banyak sekali manfaat dan keuntungan untuk perusahaan perusahaan yang menggunakan AI, meskipun terdapat banyak tantangan dan ancaman dari AI itu sendiri. Sudah banyak bermunculan fakta yang mengatakan bahwa teknologi sudah mulai bisa menggantikan pran manusia, itulah mengapa bisa dikatakan bahwa AI memang bisa menjadi ancaman karir untuk jurnalis dengan segala kecerdasan buatannya, namun banyak hal yang belum bisa dilakukan oleh kecerdasan robot ini untuk sepenuhnya menggeser atau menggantikan posisi jurnalis di dalam jurnalistik. Dunia jurnalistik juga akan terus mengalami kemajuan dan perubahan terutama dalam bidang teknologi yang di dukung dengan kemajuan zaman, jadi jurnalis manusia harus bisa terus beradaptasi dan menguasi kemajuan teknologi yang ada agar posisinya tidak tertukar dan tergantikan oleh kecerdasan bantuan dari komputer, namun tetap bisa berkolaborasi dengan AI untuk membantu pengerjaan proses penulisan berita dengan dipantau dan di perhatikan penggunaan bahasa dan etika dalam penulisan berita yang dilakukan oleh AI. Jurnalis manusia bisa menentukan kira kira mana bahasa yang kurang bisa dipahami oleh masyarakat yang mengkonsumsi itu dengan menggunakan bahasa yang selalu digunakan sebelum mengalihkannya kepada AI.

DAFTAR PUSTAKA

Pitaloka, Putri. "AI Dalam Industri Jurnalistik, Praktisi Pers: Anggap sebagai Tools" https://tekno.tempo.co. Diakses pada Jum'at 11 Oktober 2024. https://tekno.tempo.co/read/1729559/ai-dalam-industri-jurnalistik-praktisi-pers-anggap-sebagai-tools.

Siahaan, Mangapul. "Penerapan Artificial Intelligence (AI)Terhadap Seorang Penyandang Disabilitas Tunanetra" Journal of Information System and Technology, Vol.01 No. 02 (2020): 8.

Apriliyanti, Rizki. "Kajian Literatur: Adopsi Artificial Intelligence(AI) dalam Bidang Jurnalistik" Jurnal Ideas Publishing, Vol: 10. No. 1 (2024): 10.

Putranto, Algooth. "Praktik Jurnalisme Robotsebagai Akhir Profesi Jurnalis" Jurnal Mahardika Adiwidia, Vol: 1. No: 2 (2022): 14.

Irdhausi, Azmi "Praktik Jurnalisme Robotsebagai Akhir Profesi Jurnalis" Artikel, Universitas Gajah Mada, 2023.

Johansah, Feri. "Kompetensi Baru Jurnalisme Online di Era Disrupsi Artificial Intelligence di Jabar.viva.co.id" Journal Of Social Science Research Vol: 4. No: 4 (2024): 10.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun