Saat ini jabatan Juru bicara Presiden sedang kosong.
Perihal kekosongan ini pihak istana menyebutkan belum ada ada arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Sampai saat ini belum ada arahan Presiden. Selain itu di istana sudah ada Menteri Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, dan KSP," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Kekosongan jabatan Juru bicara Presiden ini, bukan karena Juru bicara yang terdahulu Fadjroel Rachman dipecat, tetapi mantan aktivis itu baru saja dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Duta Besar Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan.
Menurut Wakil Ketua MPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani
Juru Bicara Presiden sebaiknya seorang cakap dalam berkomunikasi dengan publik untuk menyampaikan informasi ihwal kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah.
Asrul Sani juga menyebabkan sesungguhnya Indonesia mempunyai Juru bicara yang cukup cakap berkomunikasi.
"Nah, saya berharap Pak Jokowi menunjuk jubir apakah satu atau dua tentu berpulang menurut kebutuhan beliau kira-kira yang sosoknya itu paling tidak seperti Pak Wimar (Juru Bicara Gus Dur) atau Pak Julian Aldirn (Juru Bicara SBY) itulah," kata Asrul Sani.
Banyak orang yang menduga Fadjroel Rachman diangkat menjadi Dubes karena mantan aktivis ini sering blunder sebagai juru bicara Presiden
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H