Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Satire untuk Jokowi

17 Oktober 2021   07:04 Diperbarui: 17 Oktober 2021   07:06 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joko Widodo Presiden Republik Indonesia (Instagram.com/jokowi)

Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung membengkak biayanya dari 5,5 miliar dolar Amerika Serikat ke  hampir 8 miliar dolar Amerika Serikat, atau setara 70 triliun rupiah ke 114 triliun rupiah. Ini berarti ada kenaikan 2,5 miliar dolar Amerika Serikat.

Kita sebagai masyarakat biasa tentu awalnya tenang-tenang saja karena Proyek Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini seperti kata bapak Presiden bersifat Business to Business tidak Governmen to Governmen. Proyek ini tidak akan merugikan negara karena dulu kata Presiden  tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Tetapi kini karena biayanya membengkak dan kemampuan BUMN terbatas, terpaksa mengunakan APBN.

Menurut Pengamatan Politik Said Didu disitulah China tidak tahu, kalau kita punya Presiden yang Genius.

China menaikkan harga tidak masalah bagi Presiden kita yang Genius. Tinggal tutup saja dengan APBN selesai.

Kalau di hitung harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung nantinya sekitar 400.000 rupiah. Dalam satu hari diperkirakan 17 trip. Dan kalau diasumsikan selalu penuh, dalam satu hari kereta cepat Jakarta-Bandung akan menghasilkan 240 juta per trip atau per harinya sekitar 4 milyar rupiah.

Untuk balik modal saja dibutuhkan sekitar 100 tahun. Itu dengan asumsi Kereta Cepat ini selalu penuh, tidak pernah libur dan baru dihitung modalnya saja, belum termasuk bunganya.

Tetapi walaupun balik modal membutuhkan 100 tahun lebih, karena Presiden kita Genius, No Problem. Lanjut terus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun