Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Usaha Sederhana untuk Mencapai Target 2060

7 Oktober 2021   05:00 Diperbarui: 7 Oktober 2021   05:08 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rumah Kaca (Instagram.com/netzero)

Memang ada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2020 tentang tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P105 tahun 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung, Pemberian insentif, Serta Pembinaan Pengendalian

Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, tetapi namanya juga oknum yang berpikir keuntungan hari ini. Masa depan itu urusan anak cucu nanti saja.

Kenapa penyerapan Karbon begitu penting bagi kelangsungan hidup umat manusia di Bumi?
Karena penyebaran Karbon  sangat berpengaruh pada naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang mengakibatkan pemanasan global.

Para ahli Lingkungan hidup memperhitungkan bahwa hutan secara global mampu menyerap 20% emisi karbon, laut dan perairan lainnya 23% dan sisanya akan diserap oleh tanah dan akan terlepas atau menguap ke atmosfer. Banyak tidaknya persentase emisi karbon yang menguap ke atmosfer, tergantung pada pola tingkah manusia itu sendiri.

Akibat banyaknya emisi karbon yang menguap ke atmosfer, Akibatnya gas Rumah kaca semakin menebal di
atmosfer. Semakin menebalnya gas Rumah kaca ini akan mengakibatkan kemampuan matahari menyerap panas dan melepaskan ke ruang angkasa semakin berkurang. Dan panas akan kembali memantul ke bumi.

Kenapa bumi dari hari ke hari kian terasa panas? Karena panas yang ada di dalamnya seperti terperangkap seperti berada di dalam sebuah rumah kaca.

Tidak seperti negara-negara industri atau negara maju yang menargetkan mencapai net-zero emissions pada tahun 2050, Indonesia sebagai negara berkembang lebih mundur lagi dengan menargetkan mencapai net-zero emissions selambat-lambatnya sebelum tahun 2060.

Kita sebagai penghuni bumi, khususnya di Bumi Indonesia, kita mempunyai kewajiban memenuhi target tersebut. Dengan melakukan hal yang sederhana misalnya mencegah pengundulan hutan secara membabi-buta,  dan tidak membuang sampah sembarangan seperti ke Sungai, laut dan perairan lainnya. 

Hal sederhana ini telah membantu pemerintah mencapai net-zero emissions. Mudah-mudahan dengan langkah sederhana dan alamiah dari semua warga Indonesia kita mencapai net-zero emissions sesuai target selambat-lambatnya sebelum tahun 2060.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun