Tanggal 30 September yang lalu resmi 57 pegawai KPK .dipecat.
Ahmad Syafii Maarif atau akrab dipanggil Buya Syafii Maarif  sebenarnya keputusan untuk melakukan pemecatan terhadap Novel cs itu diakui  memang tidak beres sejak awal. Menurutnya TWK dalam hal ini hanya digunakan sebagai alasan saja.
"Ini adalah masalah kontroversi. Mereka kan dituduh dulu tidak pernah, tidak lulus dalam tes kebangsaan. Itu menurut saya juga dicari-cari alasan itu," kata Buya, ditemui awak media di rumahnya di kawasan Nogotirto, Gamping, Sleman.
Tidak semata-mata kontroversi di awal sejak tes TWK saja, kata Buya, pemecatan puluhan pegawai KPK itu memang kental dengan nuansa dimensi politik tertentu.
"Sebagian saya kenal itu, Novel (Baswedan). Ada beberapa orang yang saya kenal. Ini memang masalah lain. Masalah yang terasa seperti ada dimensi politik yang lebih terasa gitu," kata Buya Syafii Maarif
Buya Syafii Maarif dikenal dekat dengan Presiden Joko Widodo (pro Jokowi). Sering Cendikiawan muslim ini mengeluarkan statemen yang lebih mendukung kinerja pemerintahan Joko Widodo
Cendikiawan muslim asal Sumatera Barat ini juga memegang jabatan yang diberikan/dipercaya  Jokowi seperti Ketua penyelesaian konflik Polri-KPK.
Tetapi kenapa akhir-akhir ini Buya Syafii Maarif lebih banyak mengeluarkan pernyataan yang anti Joko Widodo?
Dulu melarang mengunakan buzzer, dan kita kini mengatakan pemecatan 57 pegawai KPK hanya akal-akalan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H