Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Takut Jabatannya Terancam? Sa'id Aqil Siradj Makin "Asal-asalan"?

9 September 2021   08:15 Diperbarui: 9 September 2021   08:18 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sa'id Aqil Siradj mendukung Presiden Joko Widodo tiga periode. Memang wacana amandemen Undang-undang 1945 untuk mengubah masa jabatan presiden menjadi tiga periode atau perpanjang masa jabatan kembali ramai diperbincangkan belakangan ini di seluruh Indonesia, terutama para pendukung Joko Widodo.

"Bagi fikih Islam dua periode maupun tiga periode yang penting adil, jujur, amanah, dan prorakyat. Urusan dua atau tiga periode itu terserah kesepakatan partai politik," kata tokoh Nahdatul Ulama yang baru diangkat menjadi Komisaris Utama BUMN PT KAI itu.

Tak lama setelah Sa'id Aqil Siradj mendukung Presiden tiga periode, Rizal Ramli langsung mengkritik dan menyebutkan Sa'id Aqil Siradj ngomong asal-asalan.

Pada kesempatan itu Rizal Ramli juga menegaskan bahwa gagasan presiden 3 periode juga bertentangan dengan amanah reformasi.
Dengan Joko Widodo hanya dua periode, apakah Sa'id Aqil merasa Jabatannya sebagai Komisaris utama PT KAI terancam. 

Makanya Sa'id Aqil Siradj mendukung Jokowi Presiden tiga periode. Selama ini kita ketahui orang mendukung Jokowi Presiden tiga periode hanya yang cari muka dan menyelamatkan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja.

Semoga saja Sa'id Aqil Siradj bukan orang seperti itu. Apalagi Sa'id Aqil Siradj seorang tokoh Nahdatul Ulama pastilah pintar dan tetap bisa mengabdi di mana saja, Walau nantinya Presiden bukan Joko Widodo lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun