Menurut Rizal Ramli buzzeRp (pendegung bayaran) yang kerap kali mengatas namakan diri sebagai influencer merupakan masalah serius bagi kehidupan demokrasi di negeri ini. Kelompok ini bergerak hanya untuk kepentingan sang tuan yang membayarnya.Â
Kata-kata yang disampaikan sering berlebihan sehingga akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa dan mengadu domba agama. "Semua itu tidak dipedulikan karena yang terpenting bagi BuzzerRp akan menutupi kegagalan sang tuan dan merusak karakter politik lawan politik tuanya", ujar Rizal Ramli.
"Kita semua Indonesia. Stop dan hentikan phobia-phobia, yang hanya jadi sumber perpecahan! Fokus lawan ketidakadilan, korupsi dan perilaku otoriter!" tegas mantan Menko Kemaritiman itu.
BuzzerRp memang merusak persatuan bangsa. Sudah banyak tokoh-tokoh yang pro Jokowi sendiri mengatakan untuk menghentikan penggunaan buzzeRp. Contohnya Buya Ahmad Syafii Maarif.
"Dalam situasi yang sangat berat ini antara pemerintah dan pihak sebelah semestinya mampu membangun budaya politik yang lebih arif, saling berbagi, sekalipun sikap kritikal tetap dipelihara. Tidak perlu main "Buzzer-buzzeran" yang bisa menambah panasnya situasi," kata Buya Syafi'i
Kalau buzzeRp ini hanya akan merusak kesatuan dan persatuan bangsa mengapa mereka harus dipertahankan? Walaupun keberadaan mereka selalu di bantah Juru Bicara Presiden Fadjroel Rahman, Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin atau oleh Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, tetapi keberadaan mereka sangat terasa.
Kesamaan narasi dan tema memang sepertinya ada yang mengomandoi dan mengkoordinir mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H