Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Di Tengah Pandemi, Pesawat Jokowi Makin Kinclong

4 Agustus 2021   05:17 Diperbarui: 4 Agustus 2021   05:20 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 (Instagram.com/merdekadotcom)

Dalam rangka memperingati Hari Ulang tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-75 Pesawat Kepresidenan RI (Indonesia-1) atau pesawat BBJ-2 telah melakukan pengecatan ulang.

"Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ," kata Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, dalam keterangan tertulis, Selasa (3/8/2021).

Heru menyebut, pengecatan ulang BBJ2 baru bisa dilakukan tahun ini (2021) karena menyesuaikan interval waktu perawatan rutin yang sudah ditetapkan.

Pesawat kepresidenan Indonesia-1 terlihat lebih cingklong dengan warna barunya, dari warna biru langit menjadi warna merah dan putih.

Walaupun pengecatan ulang pesawat Kepresidenan ini telah direncanakan sejak tahun 2019, tetapi banyak mendapat kritikan.

Kritikan itu datang salah satunya dari Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

"Pertama, semua anggaran fokus untuk penanganan Covid-19. Kedua, mengecat pesawat tidak prioritas saat ini," kata Mardani.

Pengecatan ulang pesawat Kepresidenan ini mendapatkan sorotan publik setelah pengamatan penerbangan, Alvin Lie mencuit  biaya pengecatan pesawat berkisar antara Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. Alvin juga mengatakan pengecatan ulang itu sebagai bentuk foya-foya.

Alangkah bersedihnya rakyat miskin yang terimbas langsung pandemi, mendengar Sang Pemimpinnya tega menghamburkan uang sampai milyaran rupiah, hanya untuk pengecatan ulang pesawat.

Mungkin bagi negara uang 1-2 milyar itu tidak besar. Tapi bagi rakyat miskin uang 1-2 milyar rupiah itu, bisa untuk bertahan hidup menjelang selesainya pandemi.

Mengapa  Sekretaris Negara dan Menteri Sekretaris Kabinet, sebagai orang bertanggungjawab dalam hal ini, tega melakukan penghamburan uang ditengah makin susahnya masyarakat akibat pandemi.

Apakah pengecatan ulang pesawat Kepresidenan itu tidak bisa ditunda hingga pandemi mereda?

Apakah kita akan mati kalau pengecatan ulang itu pesawat Kepresidenan ditunda?

Yang dibutuhkan rakyat sekarang adalah makan untuk bertahan hidup. Mereka tidak akan bertahan hidup, kalau hanya melihat pesawat Presiden mereka makin kinclong.

Negara-negara lain juga ngak akan perduli pesawat Kepresidenan Indonesia belum dicat ulang.

Malah mereka bisa bertanya mengapa Pesawat Kepresidenan kita makin kinclong, padahal rakyat masih dalam cengkraman Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun