Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Sungai Sirah Kini Sumber Kehidupan dengan Cara Berbeda

23 Juli 2021   16:06 Diperbarui: 23 Juli 2021   16:45 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Sungai Sirah (merah) terletak di Kabupaten Padang  Pariaman, Sumatera Barat. Menurut nenek dari ibuku nama sungai Sirah berasal dari sebuah kejadian dimana air Sungai Sirah itu berubah menjadi merah. Karena banyaknya orang dibunuh dan dibuang ke sungai itu. Darah-darah dari orang-orang yang terbunuh itu, menjadikan air sungai menjadi merah. Apakah cerita dari ibu nenekku hanya dongeng atau realita/kenyataan. 

Tidak pernah aku tahu. Yang aku tahu Sungai Sirah adalah sumber  kehidupan bagi warga sesekitarnya. Tempat orang beraktifitas kehidupan sehari-harinya. Dulu ibuku (waktu ibuku masih remaja) sangat suka mandi di Sungai Sirah tersebut. Walaupun banyak yang sedang mencuci dan buang air, tapi airnya tetap jernih untuk mandi. Saking jernihnya air sungai itu, kita dapat melihat bebatuan pada dasarnya.

Waktu ibuku masih sekolah ada cerita yang menarik pada  Sungai Sirah itu. Saat Sungai Sirah belum ada jembatan yang di bangun untuk menyeberanginya. Ibuku yang sekolah di seberang sungai terpaksa harus basah-basah karena menyeberangi sungai tersebut, minimal dua kali  kali dalam sehari. Dan horenya, guru ibuku akan menyuruh pulang lebih cepat bagi yang tinggal di seberang sungai, kalau hujan turun. Guru ibuku takut murid-muridnya kesulitan menyeberangi sungai kalau turun hujan. Dulu mungkin ibu hore! karena bisa pulang lebih cepat. Sekarang terasa keburukannya karena tidak bisa belajar sama banyak dengan siswa lain lain. karena sering pulang lebih cepat.

Sungai Sirah itu sekarang bukan lagi sumber kehidupan dengan cara seperti dulu. Tidak lagi menjadi tempat mengambil air minum, mandi, mencuci dan buang air, karena warga di sekitarnya sekarang mengambil air minum dari sumur dan mandi, mencuci buang air di km/wc di rumah mereka masing-masing.

Sekarang Sungai Sirah sudah berubah fungsi. Sungai Sirah yang dulunya tempat mengambil air minum, mandi, mencuci dan buang air, kini berubah menjadi pusat irigasi. Mengairi sawah-sawah di sekitarnya.
Sungai Sirah tetap menjadi sumber kehidupan tetapi dengan cara yang berbeda.

Aku cerita tentang Sungai Sirah di kampungku, karena tanggal 27 Juli ini kita memeringati 'Hari sungai sedunia'. Sekarang di kota tempat aku tinggal dengan orang tuaku, jangankan sungai, kali kecilpun sudah menjadi pemandangan langka dalam kehidupan kami sehari-hari.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun