Umat Muslim di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri, atau yang lebih dikenal sebagai Lebaran. Semua keluarga dan daerah pasti memiliki tradisi atau budaya yang unik untuk merayakan lebaran. Silaturahmi, sungkeman, makan opor dan rendang, mudik antarkota, dan berbagi tunjangan hari raya (THR) adalah beberapa contoh dari berbagai rangkaian yang mewarnai hari raya.
Silaturahmi adalah salah satu rangkaian yang paling umum dilakukan oleh setiap keluarga di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa silaturahmi sudah menjadi salah satu komponen lebaran yang harus dilakukan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari dan Muslim, "Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi", Lebaran adalah hari di mana kita berkumpul dengan keluarga, sanak saudara, dan orang-orang yang seringkali kita tidak pernah temui. Silaturahmi yang dilakukan saat lebaran ini tidak hanya dengan mereka yang masih hidup, tetapi juga dengan mereka yang sudah tutup usia.
Mayoritas orang Indonesia melakukan ziarah kubur sebagai salah satu tradisi lebaran. Hal ini menyebabkan banyak Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan pemakaman penuh jelang hingga hari lebaran. Waktu yang tepat untuk berziarah pastinya berbeda untuk setiap orang. Ada beberapa orang yang memilih untuk berziarah sebelum lebaran, tetapi umumnya orang memilih untuk berziarah selepas sholat Ied. Namun, ada juga beberapa orang yang memilih untuk ziarah kubur pada hari kedua atau ketiga lebaran.
Pada hari kedua lebaran tahun ini, saya dan keluarga menjalani tradisi ziarah kubur dengan mengunjungi tiga TPU di wilayah Bekasi dan Jakarta. TPU Padurenan, TPU Menteng Pulo, dan TPU Karet Bivak adalah TPU yang saya kunjungi. Lokasi pertama yang saya dan keluarga kunjungi adalah TPU Padurenan di Kota Bekasi, yang beberapa tahun lalu menjadi tempat penguburan jenazah pasien Covid-19 serta menjadi salah satu TPU yang paling ramai dengan peziarah dari luar kota.Â
Pak Arif mengatakan bahwa saat lebaran, Padurenan ramai akan peziarah karena mayoritas orang yang dimakamkan di sini berasal dari luar kota Bekasi. "Biasanya masa lebaran memang banyak, karena disini mayoritas banyak orang luar ya, banyak juga yang sebelum lebaran, kalau dia mau mudik. Ada juga yang sempetin waktunya di hari lebaran, mungkin dia gak mudik." ujar Pak Arif, salah satu pengurus makam dan sudah lebih banyak 'makan garam' di TPU Padurenan.
Di tengah teriknya hari, saya melihat banyaknya keluarga yang berziarah di TPU Padurenan. Pak Arif berkata bahwa tahun ini peziarah lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya, "Sampai kursinya habis ini, mbak." ujar Pak Arif sambil tertawa. Di sini memang disediakan beberapa kursi-kursi kecil untuk para peziarah yang ingin duduk disamping makam yang dikunjunginya. Pak Arif juga menambahkan bahwa hari kedua lebaran ini, TPU masih terlihat ramai akan peziarah, "tetapi dibandingkan dengan hari kedua, waaah, hari pertama lebaran jauh lebih ramai. Sampai macet 'kan mbak itu."
Tidak hanya di TPU Padurenan, hal yang sama terjadi di TPU Menteng Pulo. Pak Sandi selaku pengurus makam di TPU Menteng Pulo mengatakan bahwa tidak hanya di lebaran pertama dan kedua, di hari lebaran ketiga pun TPU Menteng Pulo masih dipadati oleh peziarah. Sama seperti di TPU Padurenan, TPU Menteng Pulo ramai dengan peziarah di lebaran pertama.Â
Ibu Mira, yang merupakan salah satu penjual air mawar mengatakan bahwa peziarah ramai setelah sholat Ied. "Mungkin biar sekalian yaa." ujar Ibu Mira. Banyak peziarah yang merapat dan membludak di pagi hari. Pak Sandi menambahkan bahwa ada juga peziarah yang melakukan ziarah kubur di pra lebaran, tetapi di TPU Menteng Pulo peziarah tidak seramai itu sebelum lebaran.
Pada tahun-tahun sebelumnya, hal yang sama juga terjadi di TPU Menteng Pulo. Tidak ada perubahan signifikan setiap tahunnya, sehingga bisa dikatakan bahwa memang TPU Menteng Pulo akan selalu ramai di waktu lebaran. Namun, satu hal berbeda yang dapat dilihat di lingkungan Padurenan dan Menteng Pulo adalah kepadatan jalan.Â
Di Menteng Pulo, walaupun peziarah yang datang cukup banyak, tidak terjadi kepadatan jalan di sekitar Menteng Pulo. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh TPU Menteng Pulo yang memiliki 3 lokasi pemakaman serta kompleks pemakamannya yang jauh lebih luas dibanding TPU Padurenan.