Mohon tunggu...
Fadhil Ismail P
Fadhil Ismail P Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya seorang penggemar Kereta

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030067

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Potret Usaha Mikro di Tengah Pandemi

19 Juni 2021   16:42 Diperbarui: 20 Juni 2021   17:18 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak macam usaha mikro  yang  ada di Indonesia, Diantaranya seperti cindera mata, fashion, kosmetik, kuliner, dan lain sebagainya. Salah satu contoh usaha mikro di bidang kuliner yaitu "Bakso Bakwan" yang di rintis sendiri oleh Tohid Ardiyani (35) sejak tahun 2015 lalu. Tohid yang sebelumnya merupakan pegawai pabrik kemudian memutuskan untuk membuka usaha warisan simbahnya yang berasal dari malang.

"Simbahkan dulu juga jualan kaya gini, terus bapak saya juga jualan kaya gini, jadi usaha turun temurun, dari pada buka usaha lain kan mending melestarikan usahanya keluarga" ujarnya.

Bakso bakwan milik pria asal wonogiri itu berlokasi di daerah Gentan, Baki, Sukoharjo, tepatnya di depan Luwes Gentan.  Alasan Tohid memilih tempat itu selain dekat keramaian, karena di daerah sekitar situ juga belum ada yang membuka usaha bakso bakwan seperti dirinya, sehingga belum begitu banyak saingan. Bakso bakwan milik Tohid ini buka mulai pukul 11.00 hingga habis, atau maksimal pukul 21.00.  

Terdapat lima macam varian yang mengisi satu mangkok bakso bakwan miliknya, seperti; pangsit goreng, bakso goreng, tahu bakso, siomay dan bakso. Tohid mengaku bahwa bakso bakwan miliknya agak tampil beda dengan yang lain. 

Biasanya, Bakso bakwan malang dalam satu mangkok berisi pangsit, tahu dan bakso ditambah dengan mie. Berbeda dengan miliknya yang dari awal tidak ditambahkan mie. Ia menjual satu mangkok bakso itu dengan harga Rp 10.000. Selain Bakso, Tohid juga menyediakan berbagai minuman sebagai pendamping saat memakannya.

Selepas seminggu berjualan, Tohid menyempatkan pulang ke Wonogiri untuk bertemu istri dan seorang anaknya. "Saya pulang ke Wonogiri paling lama yo seminggu sekali karena istri, anak disana. Kalau pas jam 5 sore udah habis ya pulang, tapi kalau habisnya malem ya nanti kemaleman, padahal besok harus jualan lagi," jawabnya.  

Bakso Bakwan ini juga tidak pernah libur untuk melayani pelanggannya, kecuali bila ada acara penting dirumah." liburnya tu kalau cuma ada acara yang penting di rumah, kaya ada tetangga meninggal, hajatan, kalau enggak ya buka terus. Kemarin habis libur karena di rumah panen, kalau panen di desa tu yang pertama seneng, kedua repot, jadi yo mau ngga mau saya libur..." jelasnya

Disaat awal pandemi, Bakso bakwan ini termasuk terkena dampaknya. Pendapatannya pun menurun rata-rata hingga 50% dan berjalan selama 7 bulan. Meskipun lokasinya berada di tengah keramaian, Banyak langganannya seperti pegawai mall dan pabrik yang lebih memilih membawa bekal sendiri. Masyarakat sekitar juga jarang keluar rumah karena lebih memilih memasak sendiri atau membeli makanan lewat online. 

Tohid belum memasukan makanannya lewat online karena terkendala oleh modal. "Kalau pake online kendalanya harus beli hp lagi mas, kan modal lagi, kalau kaya warung sebelah itu yang punya modal semenjak korona pake online," jawabnya.

Sebelum korona datang, Tohid mendapatkan banyak pesanan untuk keperluan Halal bi Halal, Perkumpulan RT, Arisan, Takjil, Pengajian dan masih banyak lainya. Sekarang, Pesanan tersebut berkurang bahkan tidak ada sama sekali sebab perkumpulan-perkumpulan tersebut tidak diperbolehkan selama pandemi.

Banyak usaha terutama kuliner di sekitarnya yang juga sepi dan akhirnya tutup karena terkena dampak pandemi ini. Salah satunya di sebelah bakso bakwan, terdapat usaha bakmi jawa yang juga menurun pendapatannya hingga 50%. "Sebelah itu juga kena dampaknya 50% sama, yang dulu penghasilannya sebelum korona sehari bisa dapet Rp 400.000 bersih, sekarang dapet Rp 200.000 aja dah alhamdulillah. Belum buat bayar karyawannya ada 6 orang," jelasnya.

Walau begitu, Tohid tetap berusaha mempertahankan usaha bakso bakwan miliknya. Salah satunya dengan mengurangi pengeluaran sehari-hari. "Sebelum korona kan penghasilannya misalnya katakanlah Rp 100.000, pengeluarannya Rp 50.000 maksimal Rp 70.000. Sekarang kalau penghasilannya cuma separonya yo memang harus ngirit, semuanya di irit dari apapun," ungkapnya

"Biasanya setiap hari itu jajan Rp 15.000- 20.000, yo sekarang jajannya paling Rp 10.000. yang biasanya setiap seminggu sekali pergi sama anak istri ke taman apa mall, selama korona nggak pergi sama sekali..." lanjutnya sambil sedih. 

Pada tahun pertama korona, Tohid juga belum bisa menutup biaya kontraan yang ia gunakan untuk usaha bakso bakwan selama satu tahun. "Kontrak setahun 7 juta kemarin awal korona nggak nutup mas, Karena yo penghasilannya kan menurun 50% imbasnya ya itu kena.  Biasanya sehari buat nyisihin kontraan sam uang belanja istri. la kalau pendapatnnya mepet kan jadine yo nggak bisa nyisihin," ungkapnya.

 Kemudian agar usahanya tetap bisa bertahan, Ia memutuskan meminjam di bank untuk menutup biaya kontraan dan biaya sehari- hari. "Kemarin itu bayar kontraan pinjem di bank, yowes ndak papa pokoke bisa jalan dulu lah, sama buat bertahan di rumah mas, wong yo pengeluarannya nggak cuma disini, kan dirumah juga ada buat jagong, sama acara-acara di rumah lainya," lanjutnya.

Selama pandemi ini, Tohid juga sempat berfikir untuk menyerah dan menutup usahanya yang ia bangun selama 6 tahun itu. "Dalam benak si ada mas, cuman saya mikirnya kan dah punya keluarga, jadi tanggung jawab buat keluarga. anak satu tapi yo tetep masih ada orang tua, pokok e yo semangat gitu aja bismillah dipasrahkan sama yang kuasa," jawabnya. 

"Awal- awal itu sempet mau pindah haluan mas, saya sempet mikir ikut kerja mertua tukang bangunan. Kalau tukang bangunan kan nggak modal istilahnya, modal tenaga. tapi saya pikir-pikir nanti nek saya ikut buruh langganan saya malah pada hilang semua. makane yo bertahan aja ndak papa disyukuri aja lah mas. intine yo bersabar berusaha berdoa koronanya segera berlalu..." lanjutnya.

Saat ini, Bakso Bakwan milik Tohid mulai ada peningkatan pendapatan dibandingkan pada awal pandemi. "Kalau sekarang dari mulai lebaran kemarin ya udah lumayan meningkat sekitar 10% an walapun sedikit alhamdulillah..." 

 "Pokok e saya tu punya prinsip, kalau hidup tu jangan besar pasak dari pada tiang. Kalau emang penghasilannya sedikit, yo pengeluarannya harus sedikit, jangan lebih dari penghasilannya. kalau penghasilannya katakanlah cuma Rp 50.000, yo jangan lebih dari Rp 50.000 pengeluarannya. Pinter pintere yang ngatur mas," tutupnya.

Dokpri (dokumentasi liputan)
Dokpri (dokumentasi liputan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun