Mohon tunggu...
Fadhil Sulthon Akbar
Fadhil Sulthon Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

21 tahun, Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Stereotip Penggunaan Brand Ambassador Iklan Skincare

14 Januari 2022   18:22 Diperbarui: 14 Januari 2022   18:31 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Skincare merupakan produk yang digunakan untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit yang mampu memberikan efek ke wajah kedepannya, berbeda dengan kosmetik yang sekedar memberikan efek instant atau langsung dapat terlihat jelas sedangkan skincare akan terlihat hasilnya setelah pemakaian secara rutin atau secara tidak langsung, dan dapat dikatakan skincare merupakan investasi bagi kesehatan kulit untuk kedepannya.

Untuk menjangkau produknya, perusahaan dari skincare tentunya melakukan promosi untuk menjangkau target pasar secara luas. Salah satunya melakukan promosi dengan bentuk iklan yang disebarluaskan di media sosial maupun iklan yang ada di televisi. Di era sekarang ini, banyak produk skincare dari masing-masing brand yang bersaing untuk menjangkau audience lebih banyak.

Strategi yang dilakukan brand skincare salah satunya adalah pemilihan endorser dan brand ambassador. Strategi ini bertujuan untuk mempersuasi audience agar mau memakai produk skincare yang di endorse oleh bintang iklan tersebut. Namun, terkadang brand ambassador yang digunakan tidak sesuai dengan iklan skincare, biasanya iklan skincare identik dengan pria/wanita yang memiliki kulit yang putih,bersih, dan glowing dan sebaliknya jika menggunakan brand ambassador yang tidak sesuai akan terkena stereotip dari masyarakat.

Petrus Hepi Witono dalam artikelnya yang berjudul Prasangka, Etnosentrisme dan Stereotypes yang dimuat di Jurnal resmi Binus (2020) menyatakan bahwa Stereotipe merupakan penilaian terhadap seseorang berdasarkan persepsi terhadap kelompok yang dimana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe merupakan jalan pintas sebuah pandangan yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhakan hal-hal yang kompleks dan membantu proses pengambilan keputusan secara cepat. Stereotipe dapat dikatakan sebagai bentuk ejekan/cemooh yang merupakan tanggapan tertentu terhadap individu atau kelompok yang dikenai prasangka.

Contoh kasus stereotipe yang ada dalam iklan skincare terletak pada iklan MS Glow For Men yang terpajang luas hingga ke Times Square, New York. Iklan MS Glow For Men tersebut menggunakan brand ambassador stand up comedy Indonesia yaitu Marshel Widianto dan Babe Cabita. Kedua brand ambassador tersebut terkena stereotipe dari masyarakat Indonesia sendiri karena merasa tidak pantas untuk menjadi brand ambassador karena tidak memiliki wajah dan kulit yang glowing. Sementara itu, masyarakat dari Amerika Serikat sangat setuju dan mendukung kedua bintang iklan tersebut dengan alasan untuk mendapatkan wajah yang glowing tidak ada golongan atau kasta tertentu dan siapa saja berhak untuk menggunakan skincare untuk mendapatkan kulit wajah yang bersih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun