Moderasi beragama menjadi sebuah isu yang paling menarik diperbincangkan akhir-akhir ini, sangat dibutuhkan untuk kita generasi muda untuk memahami moderasi beragama agar tidak salah kaprah dalam memahami arti dari moderasi beragama yg beredar di masyarakat dunia maya saat ini.
Sudah banyak bergentayangan opini-opini terkait topik ini, cuma anehnya banyak pula yang tidak bersumber  kepada pemahaman yg benar atau terverifikasi dalam segi keshohihannya.
Mari kita membahas moderasi beragama dan cara bermoderasi melalui budaya yg ada di salah satu kota di Nusa Tenggara Barat, yaitu Mataram.
Tentunya selain dijuluki kota pariwisata pantai, mataram atau lombok secara umum memang dikenal dengan julukan pulau seribu masjid. Tek heran, karena setiap desa di sana memiliki lebih dari 3 Masjid bahkan kerap kali antar mesjid itu letaknya berhadapan , sangat woow yaa.
Kembali ke pembahasan awal, memahami moderasi beragama. Arti dari moderasi beragama ini adalah cara agar kita bisa hidup seimbang dalam beragama, atau dalam bahasa arabnya yaitu al-washotiyah. Ketika membahas keseimbangan, tentunya ada dua sisi yang akan kita tinggalkan. Nahh.. dalan bermoderasi kita haru berada antara sisi berlebih-lebihan dalam beragama(radikal) dan sisi mengurangi ketentuan agama. (Lliberal).Â
Kita wajib tau hal ini. Karena ada beberapa pemahaman yg mengatakan bahwa moderasi beragama atau washotiyyah ini merupakan pembaharuan beragama, tentunya hal ini salah kaprah. Islam itu sudab sempurna namun pemuluk agamanya tidaklah sempurna, jadi pemuluk agama islam ini lah yg perlu hidup moderat bukan agamanya yang diotak-atik, karena islam sudah kaffah.
Moderasi beragama atau washotiyyah juga dalam pandangan ulama merupaka  sebuah sikap adil dan suci antara dua sisi yatu berlebihan(ifthar) dan kekurang-kurangan.
Moderasi beragama dapat dipelajari melalui budaya lokal yang ada di negeri kita tercinta.
Contohnya saja di pulau lombok, terdapat suatu ritua adat yang sangat kental denga moderasi beragama yaitu perang topat.
Perang topat ini sangat terkenal di pulau lombok dan menjadi salah satu keunggulan di lombok.
Perang topat muncul menjadi miniatur kerukunan beragama dan sikap moderat itu sendiri.