Jabungan, Banyumanik, Semarang (29/11/2021) Menurut data yang dirilis oleh MRB Finance bahwa sekitar 90% UMKM di Indonesia yang tidak bertahan lebih dari 5 Tahun karena tidak memahami akuntansi. Banyak pelaku UMKM yang belum menyadari pentingnya pencatatan keuangan dan pembukuan yang rapi. Padahal, pembukuan keuangan pelaku usaha dapat dengan mengukur kesehatan sebuah bisnis.
Pencatatan keuangan pada sebuah bisnis merupakan hal yang penting untuk dapat melihat perkembangan sebuah bisnis. Melihat angka penjualan produk juga menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan bisnis. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa 74 persen UMKM belum mendapatkan akses keuangan.Â
Dalam rangka memantau kesehatan bisnis perlu diadakannya sebuah pencatatan keuangan. Pencatatan keuangan merupakan aktivitas transaksi keuangan pada sebuah bisnis yang dihitung dalam periode tertentu. Hasil pencatatan tersebut akan menjadi financial report bagi bisnis. Financial report ini yang kemudian menjadi acuan untuk melihat kondisi bisnis.
Selain pencatatan keuangan, bagi pencatatan persediaan barang merupakan salah satu aktivitas kerja yang sangat penting bagi perkembangan usaha atau bisnis karena persediaan barang merupakan unsur utama dalam bidang perdagangan. Kartu persediaan barang diperlukan untuk menjamin kelancaran pemenuhan permintaan karena jika tidak ada persediaan barang maka kebutuhan tidak terpenuhi.Â
Kemajuan atau keberhasilan suatu usaha salah satunya dipengaruhi oleh persediaan barang.Â
Masalah umum dalam persediaan barang bersumber dari kejadian yang dihadapi suatu bisnis atau pelaku usaha. Kejadian tersebut dapat terjadi karena terlalu banyak atau mugkin persediaan barang terlalu sedikit untuk memenuhi permintaan konsumen yang akan di produksi di masa mendatang.Â
Jika barang terlalu banyak dalam persediaan barang maka perusahaan harus menambah tanggungan biaya. Sebaliknya jika persediaan barang terlalu sedikit akan menimbulkan kerugian karena barang yang dibutuhkan tidak tersedia dan mengakibatkan kehilangan penjualan
Melalui Program Pengabdian Masyarakat yang diusung UKM Research and Business Universitas Diponegoro, sekelompok mahasiswa ini  melakukan pengabdian berupa pengelolaan sampah organik menjadi budidaya maggot dan pengelolaan sampah anorganik menjadi paving block. Program ini mendukung masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah serta meningkatkan ekonomi masyarakat dalam berbisnis.Â
Salah satu kegiatan mahasiswa program ini adalah sosialisasi kepada warga kelurahan Jabungan RW 6 untuk memperkenalkan berbagai macam edukasi mengenai pengembangan bisnis salah satunya mengenai sistem pencatatan keuangan melalui buku kas dan pencatatan persediaan. Hal ini dilakukan guna memperkaya pengetahuan warga dalam bidang financial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H