Mohon tunggu...
Fadhilah Nur Hanifah
Fadhilah Nur Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Ponorogo

Saya gemar memasak dan bersepeda. Dengan kepribadian ceria, saya juga sangat menyukai kucing dan senang menonton konten tentang pendidikan serta resep memasak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Tabu di Balik Kesetaraan Gender di Tempat Kerja: Diskriminasi pada Perekrutan, Promosi, dan Penggajian

24 Maret 2024   21:22 Diperbarui: 24 Maret 2024   21:23 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesetaraan gender di tempat kerja telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir ini. Meskipun sudah banyak upaya untuk meningkatkan kesetaraan gender, masih banyak kasus diskriminasi dalam pekerjaan, promosi, dan lingkungan kerja. Pada tahap wawancara, ada banyak perusahaan yang secara konsisten memiliki lebih banyak kandidat pria daripada kandidat wanita. Hal ini mungkin disebabkan oleh stereotip yang masih melekat bahwa perempuan kurang cocok untuk posisi yang membutuhkan kepemimpinan dan ketegasan yang kuat. Contoh kasus yang sering terjadi adalah ketika seorang wanita dengan kualifikasi dan pengalaman yang sama dengan wanita yang sudah menikah, namun tidak lolos karena status pernikahannya saja. Selain itu, selama proses promosi, diskriminasi terhadap perempuan yang sebelumnya bekerja di bagian keras dan presidium sering terjadi. Bahkan dengan kualifikasi yang sedikit lebih tinggi, perempuan sering merasa kurang memenuhi syarat untuk posisi manajerial atau eksekutif. Salah satu skenario umum yang muncul adalah ketika seorang perempuan harus bekerja dua kali lebih keras dari laki-laki untuk mendapatkan promosi yang sama.

        Tidak hanya pada saat perekrutan dan promosi, tetapi bahkan pada saat negosiasi kontrak, sering kali terjadi kesenjangan yang mencolok antara pria dan wanita. Meskipun memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sama, perempuan sering kali dibayar lebih rendah daripada laki-laki. Contoh skenario yang umum terjadi adalah ketika seorang wanita harus melakukan pekerjaan yang serupa dengan pria tetapi mendapatkan bayaran yang lebih rendah. Pentingnya kesetaraan gender di tempat kerja tidak hanya terbatas pada memberikan kesempatan yang sama bagi pria dan wanita, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan suportif. Perusahaan dapat lebih efektif memanfaatkan potensi dan kreativitas setiap karyawan tanpa harus membedakan jenis kelamin dengan memperhatikan kesetaraan gender.

       Bagaimana dengan Anda, apakah Anda juga mendukung kesetaraan gender di tempat kerja? Mari bersama-sama mempromosikan keadilan gender di tempat kerja. Dengan adanya kesetaraan gender, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif bagi setiap karyawan. Semoga artikel ini dapat menginspirasi dan mendorong para pembaca untuk meluangkan waktu untuk mempertimbangkan kesetaraan gender di tempat kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun