Mohon tunggu...
Fadhilah Muslim
Fadhilah Muslim Mohon Tunggu... Dosen - Researcher, Lecturer, Traveler

Currently living in Muenchen, Germany.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pilih Lanjutkan Studi di Paris atau London?

10 Desember 2016   22:38 Diperbarui: 11 Desember 2016   15:44 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: media.timeout.com

Terakhir, terkait kelulusan dan wisuda. Di kampus saya di Paris dulu, bahkan mayoritas perguruan tinggi di Perancis, tidak mengadakan acara wisuda untuk lulusan master/S2. Dengan demikian, saya pun tidak memiliki pengalaman untuk merayakan kelulusan saya dengan orang terdekat dan keluarga saya di sana. Sebaliknya, di Inggris ini, hampir semua perguruan tinggi mengadakan acara wisuda untuk mahasiswa yang lulus S1, S2, dan S3.

Kemudian, Bagaimana Perbedaan dalam Hal Biaya Hidup antara di Paris dan di London? 
Mungkin bagi yang belum pernah studi atau tinggal di Paris sebagai mahasiswa, maka akan berfikir biaya sewa akomodasi/apartemen/flat di Paris itu sangat mahal seperti halnya di London atau di kota besar lainnya. Tidak, sama sekali tidak. Kenyataannya biaya sewa akomodasi untuk mahasiswa itu terutama untuk mahasiswa internasional itu sangat murah sekali jika memilih tinggal di akomodasi kampus.

Hampir semua kota di Perancis memiliki akomodasi khusus untuk mahasiswa, yang disebut Residence CROUS. Yup, tipe akomodasi di residence ini adalah studio yang itu artinya selain tempat tidur, meja belajar, dan lemari, juga terdapat dapur dan kamar mandi yang lengkap dengan toilet di dalam satu ruangan. Berbicara tentang studio, rata-rata biaya sewa untuk tipe akomodasi single seperti ini di kota London, terlebih lagi di dekat kampus saya akan mencapai £800-£1000 tiap bulannya tanpa ada diskon pelajar.

Sementara di Kota Paris, walaupun harga awalnya memang cukup tinggi (tapi tetap tidak semahal di London), kurang lebih €500-700 per bulan, kemudian mahasiswa internasional akan mendapat diskon yang disebut CAF (Caisse d'Allocations Familiales) sampai 70% (ketika itu saya mendapatkan diskon maksimum sebesar 70%). Dengan demikian, biaya sewa akomodasi ketika di Paris dulu hanya maksimal sekitar €250-350. Apalagi studi di kota di luar Paris, yang biaya awal sewa akomodasi hanya €200, dengan adanya potongan ini, tinggal membayar kurang dari €100 saja.

transitionsabroad-dot-com-584d11a345afbd711b35a741.jpg
transitionsabroad-dot-com-584d11a345afbd711b35a741.jpg
Kemudian jika dibandingkan dalam hal biaya transportasi bulanan, di Paris untuk zona 1-2 (berlaku untuk semua jenis transportasi), dengan status mahasiswa, maka hanya dikenai biaya sebesar €30-35. Bandingkan hidup di London, dengan sudah mendapatkan diskon mahasiswa/pelajar, biaya tarif transportasi setiap bulan di kota ini masih sangat besar, yaitu £85-90, hampir tiga kali lipat dibandingkan di Paris.

Bagaimanapun, mungkin ini yang menyebabkan kenapa stasiun dan kereta di London ini jauh-jauh lebih bersih, nyaman, serta bagus dibandingkan di Kota Paris. Namun, menariknya, ketika saya di Paris dulu, walaupun biaya transportasi lebih murah, akan tetapi banyak sekali mereka yang melompat pintu keluar stasiun karena tidak memiliki tiket dan mungkin juga dikarenakan penjagaan di stasiun yang juga sangat longgar. Hal yang berbeda saya temukan di London di mana sangat jarang sekali saya menemukan atau melihat mereka yang menggunakan fasilitas transportasi umum yang tidak memiliki tiket serta penjagaan dan suasana di stasiun juga sangat aman dan ketat sekali di mana di setiap pintu masuk/keluar stasiun selalu ada petugas yang berada di sana.

Terakhir, berbicara tentang hidup sebagai seorang muslim, hidup di Inggris, terutama seperti saya yang tinggal di London, terasa jauh sangat nyaman dan mudah dibandingkan hidup di Paris. Di sini, hampir semua perguruan tinggi memiliki fasilitas tempat sholat bagi umat muslim, dan di Kota London sendiri juga banyak terdapat mesjid besar. Sementara di Paris, jujur saja saya menemukan kesulitan karena betapa sulitnya untuk menemukan tempat untuk beribadah. Beruntung saja waktu itu akomodasi saya berada tepat di seberang kampus sehingga tiap kali hendak melaksanakan sholat, saya bisa melakukannya di kamar. Akan tetapi ketika saya sedang melakukan penelitian di lab yang ketika itu lokasinya jauh dari akomodasi, maka saya pun disarankan untuk menggunakan fasilitas yang sudah tidak digunakan lagi untuk sholat, seperti laboratorium dsb, dan ketika hendak sholat.

Selanjutnya untuk urusan makanan, tidak ada kesulitan bagi saya untuk menemukan tempat makan atau bahan makanan yang berlabel halal di London ini. Bahkan di kantin di kampus saya saat ini, hampir setiap hari mereka menyediakan daging halal. Sementara di Paris, kebalikannya Kota London, tidak banyak tempat makan dan toko yang menjual daging halal. Alhasil ketika saya harus makan di kantin kampus atau di restoran luar, maka tiap kali itu juga pilihan menu makanan saya hanya menu vegetarian.

Kesimpulannya? Semoga teman-teman yang membaca ini sudah memiliki kesimpulan masing-masing. ;) 

-London, 10 Desember 2016- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun