Mohon tunggu...
Fadhilah Muslim
Fadhilah Muslim Mohon Tunggu... Dosen - Researcher, Lecturer, Traveler

Currently living in Muenchen, Germany.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Studi S3/PhD, Tantangan dan Rintangan

17 Juni 2016   18:07 Diperbarui: 17 Juni 2016   18:12 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah riset yang bersifat simulasi atau modeling lebih mudah dan cepat lulus dibandingkan dengan riset yang bersifat eksperimental dimana tidak ada jaminan sama sekali bahwa eksperimen yang dilakukan akan berhasil sehingga jika gagal harus diulang kembali dari awal dan ditambah lagi persiapan alat yang akan digunakan juga sudah menghabiskan waktu 6 bulan - 1 tahun? Ataukah sebaliknya?

Apakah mahasiswa yang dibimbing oleh seorang guru besar yang ternama dan merupakan nama besar di bidangnya menjadikannya sulit untuk bertemu dan progress pun jadi terhambat dibandingkan dengan mahasiswa yang dibimbing oleh seorang senior lecturer yang kesehariannya di kampus? Ataukah sebaliknya?

Apakah mahasiswa yang tergabung dalam grup besar menjadikannya lebih mudah untuk bertukar ilmu sehingga saling memberikan masukan satu sama lainnya, saling berkolaborasi yang kemudian menjadikan risetnya lebih mudah dan menyenangkan dibandingkan dengan mereka yang tergabung dalam grup kecil? Ataukah sebaliknya?

Apakah mahasiswa yang menjalani program PhD di kampus besar dan berkualitas tinggi yang sehingga semua alat yang ingin digunakan sudah lengkap tersedia akan lebih cepat selesai dan riset yang dilakukan akan berjalan mulus karena tidak ada kendala alat,dana penelitian, teknisi, dsb dibandingkan dengan kampus yang biasa saja? Ataukah sebaliknya?

Well, menurut saya, jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan diatas adalah UNKNOWN. 

Ada banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi proses menjalani program PhD tersebut.

Bagaimana jika ditengah perjalanan, pembimbing kita memutuskan resign, pindah perguruan tinggi, atau bahkan meninggal dunia?

Bagaimana jika ditengah perjalanan, kita didiagnosa penyakit yang membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama?

Bagaimana jika ditengah perjalanan, mereka yang single kemudian bertemu jodoh dan kemudian memutuskan untuk menikah sehingga sedikit mengganggu kestabilan menjalani riset yang ada?

Bagaimana jika ditengah perjalanan, topik riset yang sedang dijalani tiba-tiba diganti oleh pembimbing karena beberapa faktor?

Bagaimana jika ditengah perjalanan, mereka yang sudah berkeluarga terlebih lagi seorang wanita mendapatkan rezeki hamil sehingga harus mengandung 9 bulan, kemudian melahirkan, serta menyusui?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun