Dan banyak hal lainnya..
Sehingga kemudian, menurut saya, tidak adil jika menilai kualitas riset dan kapabilitas dari mahasiswa PhD berdasarkan lama studi yang mereka jalani, karena cerita dan tantangan dibalik gelar PhD atau Dr yang sudah atau yang akan didapatkan oleh mahasiwa PhD itu berbeda-berbeda.
Sebagai tambahan, lama waktu menjalani program PhD juga bergantung pada seberapa detail dan seberapa banyak hasil yang ingin didapatkan oleh mahasiswa PhD tersebut dan beberapa hal lainnya seperti persyaratan dari departemen dan perguruan tinggi masing-masing, seperti jumlah paper yang harus sudah dipublikasikan sebelum ujian akhir, dan sebagainya.
Di akhir kata, tak heran jika kebanyakan mahasiswa PhD yang target di awal tahun pertama sangat optimis, kemudian di tahun akhir berubah menjadi 'yang penting bisa lulus'.
Bagaimanapun, saya yakin, semua mahasiswa PhD dimanapun berada tentunya memiliki target yang sama agar bisa lulus tepat waktu dan penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat. Terlebih lagi bagi mereka penerima beasiswa yang diberikan funding 4 tahun saja, termasuk saya, serta kampus dimana saya menjalani studi ini juga mensyaratkan untuk mahasiswa PhDnya lulus maksimal 4 tahun (kecuali bagi mereka yang mengambil cuti karena beberapa alasan seperti sakit, melahirkan, dsb), maka Insya Allah mudah-mudahan dalam waktu maksimal 4 tahun, saya bisa menyelesaikan studi ini. :) Â
London, 17 Juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H