Mohon tunggu...
Fadhilah Kurnia
Fadhilah Kurnia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

KKN-DR 150 UINSU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Masa Pandemi Covid-19

21 Agustus 2020   16:00 Diperbarui: 21 Agustus 2020   16:09 1934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi COVID-19 menjadi topik perbincangan yang hangat sejak akhir 2019 hingga saat ini. virus ini mendadak menjadi teror yang menguncang seluruh dunia terutama setelah merenggut nyawa ratusan korban dalam waktu dua pekan awal hingga sekarang masih mengalami penaikan korban di beberapa belahan dunia. Namun sayangnya, virus ini juga belum ditemukan obatnya.

Kasus pertama pandemi COVID-19 ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok setelah merenggut nyawa tiga orang setelah menderita Pneumonia yang dsebabkan oleh virus tersebut. Virus  ini disadari  pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Wuhan. Dilaporkan bahwa ada banyak pasien yang menderita virus ini.

Di tengah maraknya COVID-19  yang menyebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia membuat masyarakat untuk berada di rumah saja dan mengurangi aktivitas di luar rumah seperti biasanya. Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) seketika mengubah berbagai bidang kehidupan manusia di seluruh dunia secara serentak. Tak terkecuali bidang pendidikan juga terkena akibatnya. Di Indonesia sendiri, kondisi belajar dari rumah sudah dimulai sejak pertengahan Maret 2020 secara tiba-tiba. Adanya pandemi COVID-19 ini membatasi kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung dengan tatap muka.  

Pembelajaran daring mungkin merupakan hal baru dan tantangan tersendiri bagi sebagian besar murid, orang tua dan guru. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), bapak Nadiem Makarim sudah merilis Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-19. telah dilakukannya kerja sama antara Kemendikbud dengan berbagai pihak yang fokus mengembangankan sistem pendidikan daring. Salah satunya adalah Kemdikbud membuat program Belajar Dari Rumah hasil kerjasama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Pelaksanaan pendidikan selama masa pandemi COVID-19 seharusnya bisa menjadi kesempatan untuk melakukan transformasi pendidikan. guru juga bisa memanfaatkan waktu ini untuk  melakukan transformasi pendidikan melalui kebiasaan-kebiasaan baru dalam pendidikan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Transformasi pendidikan harus dikembangkan oleh Kemendikbud dan Pemerintah Daerah mengenai dua hal, yaitu tata kelola pendidikan dan transformasi dalam pembelajaran. Pada saat ini, media pembelajaran merupakan salah satu yang terpenting untuk memudahkan menyampaikan materi pembelajaran dimana saat pendidikan secara daring guru tidak bisa mengawasi secara langsung seperti biasanya mengenai perkembangan peserta didik.

Media Pembelajaran

Media merupakan istilah dalam bentuk jamak dari medium yang secara makna berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. dapaat diambi kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan si peserta didik sehingga mampu mendorong terjadinya proses kegiatan belajar mengajar yang diinginkan.

Manfaat Media dalam Proses Pembelajaran PAI

Secara umum media dimanfaatkan untuk mempermudah proses interaksi antar pendidik dan peserta didik dan hal ini pada akhirnya mampu membantu peserta didik belajar secara optimal dan menerima pembelajaran dengan baik. Di masa pandemi COVID-19, media sangat membantu para pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran karena media mampu mengatasi keterbatasan jarak.

Ada juga beberapa manfaat lain dari media secara khusus yaitu:

Pertama, media mampu menyeragamkan materi yang ingin disampaikan. Pendidik mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tetang suatu hal. Melalui media, penafsiran yang beraneka ragam bisa disampaikan kepada peserta didik secara seragam. Setiap peserta didik yang melihat dan mendengar penjelasan tentang suatu materi pelajaran melalui media yang sama akan menerima informasi yang sama persis sama dengan apa yang diterima oleh teman-temannya. Contohnya, pada saat pendidik menjelaskan tentang sedekah, peserta didik bisa mendengarkan video penjelasan dari pendidik secara bersamaan.

Kedua, proses pengajaran menjadi lebih menarik. Media dapat menyampaikan informasi yang bisa didengar (audio) dan yang bisa dilihat (visual) sehingga bisa menjelaskan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses, atau mekanisme yang bersifat niskala dan tidak lengkap menjadi lebih jelas. Contohnya, dalam pembelajaran daring ini pendidik bisa membagikan video materi pembelajaran tentang tata cara Salat jenazah. Hal ini bisa membangkitkan keingintahuan peserta didik, mernagsang mereka untuk bereaksi terhadap penjelasan pendidik walaupun pembelajaran tidak bertatap muka.

Ketiga, Proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih interaktif. media yang disiapkan dan dipilih dengan benar, akan dapat membantu pendidik dan peserta didik melakukan komunikasi secara dua arah.

Keempat, memaksimalkan jumlah waktu belajar. Selama masa pandemi COVID-19, lamanya waktu pembelajaran daring tidak sama dengan lamanya waktu sekolah seperti biasanya. Lamanya waktu pembelajaran daring biasanya hanya 2-3 jam. Dengan media, waktu pembelajaran yang singkat tetap bisa digunakan untuk menyampaikan materi dengan optimal.

Kelima, kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan. dengan adanya media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu peserta didik menerima pelajaran secara lebih menyeluruh dan luas.

Keenam, proses belajar mengajar bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar di mana saja dan kapan saja peserta didik mau, tanpa bergantung dengan pendidik.

Ketujuh, pembelajaran menjadi lebih menarik. Sikap positif yang ditonjolkan dari peserta didik terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu menjadi lebih meningkat.

Klasifikasi Media Pembelajaran PAI

Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam terdiri dari beberapa kelompok yaitu:

1. Media Visual (Grafis, bahan cetak, dan gambar diam).

Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang paling berperan adalah Alquran dan Hadis. Alquran dan Hadis selain menjadi sumber dan pedoman agama Islam juga merupakan media untuk menyalurkan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran. Alquran dan Kitab Hadis merupakan salah satu media visual yang wajib digunakan dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.

Bahan cetak memiliki simbol huruf dan angka, grafis dibuat dalam bentuk proses gambar, dan gambar diam dibuat dalam proses fotografi. Ketiga jenis media ini merupakan media penyajian dalam bentuk yang sama, yaitu visual diam namun tetap memperagakan pesan yang disampaikan secara langsung. Contohnya, poster Tata Cara Salat Fardhu.

Dalil dalam Alquran pada Surah al-Baqarah ayat 31:
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ    هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ

Artinya:

“dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu benar!”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt. menginstruksikan kepada Nabi Adam a.s. nama-nama benda seluruhnya yang ada di langit dan di bumi, kemudian Allah Swt. menyuruh kepada malaikat untuk menyebutkannya, yang sebenarnya belum diketahui oleh para malaikat. Benda-benda yang disebutkan oleh Nabi Adam a.s. yang diperintahkan oleh Allah Swt. tentunya telah diberikan analogi bentuknya oleh Allah Swt.

Dalam Hadis terdapat beberapa term yang digunakan untuk menandakan adanya penggunaan media visual dalam pembelajaran, seperti gambar, kerikil, dan jari tangan. Hal ini berarti Rasulullah saw. menggunakan media-media tersebut untuk memberi analogi permisalan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang diajarkannya. Jika manusia hubungkankan dengan lingkup pendidikan, Hadis-hadis tersebut berkaitan dengan salah satu unsur dalam lingkup pendidikan yaitu media pendidikan.

2. Media Audio

Media audio menyalurkan dalam bentuk suara. Bahan audio yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah rekaman suara dan bentuk voice note isi materi yang kemudian akan dibagikan ke peserta didik.

Dalil yang terdapat di dalam Alquran surah al-‘Alaq ayat 1 berhubungan dengan suara sebagai pembawa pesan, dapat diambil dari kata bacalah, menjelaskan dan ceritakan, serta kata-kata lain yang semakna.
                                                                اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhamu yang menciptakan.”

Berdasarkan penjelasan di atas, berkaitan dengan kata kerja “bacalah, menjelaskan, dan ceritakan”, tentunya akan menimbulkan bunyi atau suara sehingga dapat dipahami apa isi pesan yang disampaikan oleh bunyi atau suara tersebut. Hal ini bisa terjadi ketika pendidik menyampaikan materi pembelajaran hanya dengan cara merekam bacaan buku yang dijadikan rujukan dalam suatu proses pembelajaran atau tanpa menggunakan jenis media pendidikan lain. tetapi yang lebih dikuatkan dan digarisbawahi dari kata baca, menjelaskan, dan ceritakan adalah adanya bunyi atau suara yang dapat menyampaikan isi pesan berupa materi pembelajaran tersebut.

3. Media Pembelajaran yang Bukan Benda

Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam bukan hanya bersifat benda tetapi ada juga yang bukan benda yang juga bisa membantu mempermudah dan menyalurkan pengajaran dan informasi bagi peserta didik.

a. Keteladanan

Pada hakikatnya manusia perlu adanya koridor tertentu untuk menjalani hidupnya walaupun setidaksukanya pada aturan. Manusia perlu adanya sosok figur yang baik (uswah al hasanah) untuk dicontoh yang dapat membimbing manusia menuju ke arah kebenaran. Allah Swt. mengutus Nabi Muhammad saw. menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Selanjutnya manusia diperintahkan untuk mengikuti Rasulullah saw. menjadi teladan yang baik.

Keteladanan merupakan cara yang paling mempengaruhi dalam mendidik pserata didik, khususnya dalam hal pembentukan kepribadian. Kita mungkin sepakat bahwa apabila pendidik ingin berhasil dalam mendidik peserta didiknya, maka terlebih dahulu pendidik tersebut harus memberikan contoh yang baik. Alquran telah memperingatkan agar kita tidak menyuruh orang lain melakukan kebaikan tetapi sementara kita sendiri lupa dan tidak melakukan kebaikan itu pula.  

Dalil dalam Alquran dalam surah al-Ahzab ayat 21:
     لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang bak bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Pendidikan dalam konteks Pendidikan Agama Islam, berfungsi sebagai warasatu al-anbiya yang pada hakikatnya menjalankan misi sebagai rahmatan li al-‘amin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk patuh dan taat pada hukum-hukum Allah Swt. yang selanjutnya misi ini ditumbuh dan kembangkan kepada pembentukkan kepribadian dan karakter yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal shaleh serta bermoral tinggi. Sebagai warasatu al-anbiya seorang pendidik sendiri harus memiliki sifat-sifat yang terpuji (mahmudah) yang akan dijadikan pedoman oleh peserta didik.

Pada masa pandemi COVID-19 ini, pendidik harus tetap menunjukkan keteladanan agar peserta didik akan mengikuti. Misalnya mengajarkan tepat waktu untuk memulai pembelajaran atau bersemangat dan ceria dalam mengajar.

b. Perintah dan Larangan

Perintah adalah suatu suruhan untuk berbuat atau melakukan sesuatu. perintah bukan tentang apa yang keluar dari mulut seseorang yang harus dilakukan oleh orang lain, tetapi termasuk pula ajakan, pembiasaan dan peraturan-peraturan umum yang harus dipatuhi oleh peserta didik. segala perintah dan peraturan yang dibuat dalam pendidikan mengandung nilai-nilai kesusilaan, jadi bersifat memberi arahan atau mengandung tujuan ke arah perbuatan susila. 

Contoh perintah dan larangan yang terdapat pada ayat Alquran surah al-Maidah ayat 2, sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۚ وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا ۚ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَاب

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban), dan Qalaid (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada, suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam mendorngmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pemusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.”

Suatu perintah akan mudah dipatuhi oleh peserta didik jika pendidik sendiri mematuhi dan hidup menurut peraturan-peraturan itu, atau jika apa yang harus dilakukan oleh peserta didik itu sudah dimiliki dan menjadi pedoman pula bagi hidup seorang pendidik. Selain memberikan perintah, pendidik juga harus mampu melarang sesuatu perbuatan dari peserta didik. 

Larangan ini biasanya diucapkan jika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, yang mungkin dapat membahayakan dirinya dan orang lain. Larangan sebenarnya memiliki makna yang sama seperti perintah. jika perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka larangan adalah keharusan untuk enggan melakukan sesuatu yang merugikan.

Contoh larangan di masa pandemi COVID-19 adalah larangan untuk bercakap-cakap dengan teman saat kelas sedang berlangsung, larangan melakukan perbuatan yang tidak baik, larangan untuk meninggalkan Salat, dan sebagainya.

c. Targhib dan Tarhib

Targhib dikenal dengan istilah reward yang berarti ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan dan merupakan salah satu media pendidikan dan berbentuk reinforcement yang positif, sekaligus motivasi yang baik. Sementara tarhib dikenal dengan istilah punishment, hukuman atau sanksi sebagai bentuk reiforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi media pendidikan yang baik. 

Pendidik dapat menerapkan keduanya dalam proses kegiatan belajar mengajar  walaupun di masa pandemi dan menyesuaikannya dengan kondisi yang dihadapi. Namun jika dibandingkan diantara keduanya, seharusnya targhib lebih diutamakan daripada tarhib.

Misalnya, selama masa pandemi COVID-19 jika ada peserta didik yang mengerjakan tugas dan yang lainnya tidak membuat atau telat mengirim, maka terlebih dahulu diberikan respon adalah kepada peserta didik yang telah membuat tugas karena menghargai usahanya dengan kondisi yang tidak sepertinya. Peserta didik dinilai memiliki effort yang lebih dalam mengikuti pembelajaran. Namun, bukan berarti yang tidak mengumpulkan atau telat adalah tidak memiliki effort mungkin ada kendala lain seperti jaringan tidak memadai, kehabisan kuota internet dan lainnya. Pendidik juga harus memaklumi keadaan peserta didik tersebut.

Meskipun demikian, tarhib memang tetap diperlukan tetapi harus terlebih dahulu dilalui dengan keteladan dan nasihat yang baik. Apabila keteladan dan nasihat tidak mampu merubah karena peserta didik tersebut malas untuk mengikuti pelajaran maka harus ditekankan bahwa sanksi atau hukuman yang diberikan namun harus bersikap edukatif.


Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran PAI

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih media harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan karakteristik media dan peserta didik yang bersangkutan. Diharapkan media yang ingin digunakan pada masa pandemi COVID-19 adalah media yang mudah dan fleksibel yang dapat diakses oleh semua peserta didik sehingga tidak ada terjadi ketimpangan. Pendidik bisa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan peserta didiknya.

Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran PAI

Pertama, menggunakan media tanpa menghilangkan esensi media lain. Penggunaan media audio atau visual bukan berarti menghilangkan fungsi dari media lainnya seperti alat tulis, buku, papan tulis dan lainnya. Pendidik tetap bisa mengkolaborasikan media lainnya dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar agar lebih efektif.

Kedua, media harus merupakan bagian dari pelajaran. Pendidik harus menggunakan media yang benar-benar berkaitan dan berhubungan dengan pelajaran.

Ketiga, peserta didik terus ikut bertanggungjawab dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berbagai cara dapat dilakukan dalam hal ini, misalnya setelah menyaksikan video pembelajaran, peserta didik harus mendiskusikannya dengan pendidik.

Keempat, pergunakan kesempatan menggunakan media untuk melatih perkembangan bahasa baik lisan maupun tulisan. Misalnya dengan menggunakan diagram dalam materi Ahli Waris yang melatih peserta didik untuk mengungkapkan diagram tersebut dan melatih daya berpikir abstrak.

Media Teknologi yang Membantu Pembelajaran PAI

Asal mula tentang penggunaan teknologi dalam komunikasi termasuk komunikasi dalam pembelajaran. Hal ini dijelaskan dalam Surah an-Naml ayat 29-30:
                                       قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ

Artinya:

“Dia (Balqis) berkata: “Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia."

                                   إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Artinya:

“Sesungguhnya (surat) itu dari SuIaiman yang isinya, Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”

Dari sepenggal kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis tersebut terjadi teknologi komunikasi yang canggih. Pada masa itu, Nabi Sulaiman a.s menggunakan burung Hud-Hud untuk mengirimkan pesan dalam bentuk surat yang disampaikan kepada Ratu Balqis, sehingga yang pesan yang dikirim dapat terima dengan baik sampai pada tujuan yang dikehendaki. Bahkan Nabi Sulaiman a.s sudah dahulu memperlihatkan teknologi yang canggih di istananya dari Allah Swt.

Hal ini ada berhubungan dengan proses pembelajaran yang mana merupakan salah satu bentuk komunikasi yang berada di dalam dunia pendidikan. Pembelajaran pada dewasa ini, tentunya mempunyai perbedaan dalam wujudnya. pada saat ini, media pendidikan berbasis teknologi sudah semakin maju dan bervariasi, tidak menutup kemungkinan di masa yang akan datang akan lebih maju lagi.

Beberapa contoh media dalam pembelajaran yang berbasis teknologi seperti:

  1. Televisi
  2. VTR (Video Tape Recorder)
  3. VCD (Video Compact Disc)
  4. DVD (Digital Versatile Disc)
  5. Film
  6. Komputer / Internet

Selama pandemi COVID-19 seperti ini merupakan peluang dalam pendidikan untuk melakukan transformasi, secara tidak sadar kita menjadi terbiasa dengan pemanfaatan teknologi seiring dengan industri 4.0.

Peran orangtua sangat diperlukan, menemani sang peserta didik belajar dari rumah seperti menjadi guru di rumah selama masa pandemi. pembelajaran daring ini tidak sedikit memiliki tantangan sendiri, yakni masalah soal akses internet. Bagi mereka yang tinggal di daerah pelosok, ini menjadi polemik utama. Banyak tantangan yang lainnya, seperti pendidik harus paham teknologi, mampu menyampaikan pembelajaran yang terencana dan efektif dengan waktu yang terbatas, kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, fasilitas seperti handphone dan akses internet, dan lain sebagainya.

Dengan banyaknya aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan pembelajaran daring, pendidik dapat lebih mudah mengawasi peserta didiknya secara bersamaan. beberapa contoh aplikasinya yaitu Zoom, Google Meet, Telegram, Whatsapp Grup, dan lain sebagainya, dengan aplikasi tersebut pendidik dapat memberikan materi atau sebuah penjelasan materi dan siswa bisa diberikan tugas terstruktur.

Kreativitas Pendidik dan Peserta Didik

Secara tidak sadar, dengan adanya pandemi COVID-19, dunia pendidikan dipaksa untuk bertransformasi dengan pembelajaran daring, tentunya belum semuanya siap. Berbagai macam media pembelajaran yang sudah tersedia untuk membantu pembelajaran peserta didik  baik dari pemerintah maupun swasta. misalnya pembelajaran daring yang ditayangkan di stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI), kemudian banyak juga bimbingan belajar online seperti Ruang Guru, Zenius, Quipper dan sebagainya, itu semua juga perlunya dukungan dari orang tua bagaimana mengawasi anaknya, mengatur waktunya dan lain halnya. Media tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan, karena pendidikan juga merupakan tolok ukur keberhasilan pembangunan negara.

Perkembangan kreativitas pendidik dituntut untuk lebih ditonjolkan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga peserta didik tidak hanya mendapatkan tugas akademis tetapi juga mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan belum pernah dilakukan sebelumnya. 

Pendidik harus bisa memanfaatkan dan mengembangkan kreativitasnya terhadap teknologi yang digunakan saat ini. Misalnya, dengan membuat tugas tutorial cuci tangan dan kemudian meminta peserta didik untuk mengunggahnya di sosial media seperti Youtube, Instagram, Twitter, Facebook dan lainnya dan tetap didampingi oleh orang tua.

Begitu juga perkembangan kreativitas peserta didik sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitifnya. Karena memang, sesungguhnya kreativitas merupakan manifestasi dari pekerjaan otak. Jika pendidik kreatif maka energi positif tersebut akan menular dan peserta didik juga ikut menjadi kreatif.

Peserta didik yang kreatif menjadi dambaan orang tua dan pendidik. Peserta didik yang kreatif pun biasanya cenderung sukses dalam menjalani hidup ektika sudah dewasa. Apa ciri peserta didik yang kreatif?

  1. Senang mencari pengalaman baru
  2. Penuh dengan imajinasi
  3. Memiliki inisiatif
  4. Enerjik dan ulet
  5. Selalu ingin tahu

Dengan adanya transformasi pendidikan, maka akan timbul generasi yang lebih cerdas, terampil, kreatif dan lebih unggul. Namun dengan adanya transformasi pembelajaran di masa pandemi ini, muncul polemik di masyarakat. Pembelajaran daring tidak mudah baik bagi pendidik maupun peserta didik, pendidik harus bisa mencari cara agar materi bisa tersampaikan dan mudah ditangkap oleh peserta didik. 

Model pembelajaran daring bisa disesuaikan dengan jenjang kebutuhan peserta didiknya, namun dengan hal tersebut akan sedikit berdampak pada tekanan fisik maupun mental tentunya.

Dengan demikian, dalam pembelajaran selama pandemi COVID-19 seharusnya dapat menggunakan media yang dapat memperlancar dan memudahkan komunikasi dalam proses pembelajaranya, dan menggunakan sarana yang dapat membuat peserta didik nyaman, sehingga pembelajaran dapat mencapai tujuan secara maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun