Anak dengan pola asuh toxic juga sulit dalam mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan yang sedang ia rasakan karena takut akan penilaian orang lain terhadapnya seperti yang dilakukan oleh orang tuanya, saat anak mengekspresikan perasaannya ia takut orang lain menganggap hal itu berlebihan untuk diungkapkan dan berpikir bahwa tidak aka nada yang mendengarkannya sehingga anak akan cenderung memendam emosi yang dirasakannya.Â
Toxic parenting ini juga membuat anak tidak bisa mandiri dalam menentukan pilihannya karena terbiasa mengikuti segala pilihan orang tua sehingga ia selalu takut dan ragu dalam menentukan pilihan.
Sebagai orang tua ataupun calon orang tua, kita perlu memahami dan mempelajari pola asuh yang baik untuk anak agar dapat memberikan dampak yang baik bagi perkembangan anak. Semua orang tua tentu menginginkan yang terbaik bagi anaknya, namun tidak dengan menerapkan toxic parenting karena hal ini justru menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan anak dan hubungan antara orang tua dan anak.Â
Pola asuh yang sehat atau bisa disebut dengan istilah Gentle Parenting merupakan suatu pola asuh yang mengimplementasikan interaksi aktif antara orang tua dan anak, dimana orang tua memiliki kontrol dengan batasan sehat terhadap anak dan anak juga memiliki kebebasan dalam melakukan tindakan di bawah pengawasan orang tua. Hal ini akan lebih baik dari pada hanya meletakkan seluruh kotrol anak pada orang tua.Â
Ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan sebagai dasar untuk menerapkan pola asuh yang sehat diantaranya yaitu menghargai pendapat anak, orang tua menjadi pendengar yang baik untuk anak, memberi anak kebebasan berekpresi, memberikan anak hak untuk menentukan pilihan, membantu anak menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan emosional anak serta banyak hal lain yang melibatkan interaksi positif antara anak dan orang tua.
Menjadi orang tua memang bukanlah hal yang mudah, dalam proses mengasuh anak juga perlu banyak belajar. Oleh karena itu kita perlu membangun hubungan baik antara orang tua dan anak agar bisa berproses dan belajar bersama. Pada dasarnya parenting merupakan suatu siklus yang akan terus berlanjut hingga generasi berikutnya, sehingga harus ada satu generasi yang mampu memutus mata rantai pola asuh yang buruk ini. Hal tersebut akan berpengaruh besar bagi generasi seterusnya agar mendapatkan pola asuh yang sehat dan menjadi generasi yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H