Mohon tunggu...
Fadhilah Ahmad Qaniah
Fadhilah Ahmad Qaniah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Lecturer in Universitas Negeri Gorontalo

Personality Theory Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Manfaat Sikap Resiliensi dalam Kehidupan Sehari-hari

16 Oktober 2024   12:56 Diperbarui: 16 Oktober 2024   13:07 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya masih sekolah di pondok pesantren saat SMP. Di kasur-kasur kami para siswa tertulis "Sabar dan Tabahlah agar kamu Sukses." Nampaknya sikap sabar dan tabah lebih mudah didapatkan ketika seseorang menggunakan akalnya sebelum bertindak. Sikap sabar, tabah, dan daya pikir dapat digunakan untuk meningkatkan hubungan dengan orang lain, keluarga, lingkungan, dan terpenting kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun salah satu manifestasi pengalaman tersebut adalah sikap resiliensi. Apa itu resiliensi? Berikut adalah penjelasannya secara ringkas. 

Definisi

Resiliensi (daya pantul) adalah proses beradaptasi dengan baik dalam menghadapi kesulitan, trauma, tragedi, ancaman atau sumber signifikan dari distress - seperti keluarga dan masalah hubungan, masalah kesehatan yang serius atau tempat kerja dan stres keuangan. Ini berarti "memantul kembali" dari pengalaman sulit. Resiliensi dapat saja adalah hal biasa, tidaklah luar biasa. Orang umumnya menunjukkan ketahanan. Lebih lanjut, menjadi tangguh tidak berarti bahwa seseorang tidak mengalami kesulitan atau kesusahan. rasa sakit emosional dan kesedihan yang umum pada orang yang telah menderita kesulitan besar atau trauma dalam hidup mereka. Bahkan, jalan menuju resiliensi ketahanan mungkin melibatkan tekanan emosional yang cukup. Namun, resiliensi bukanlah sifat yang orang baik memiliki atau tidak memiliki. Resiliensi melibatkan perilaku, pikiran dan tindakan yang dapat dipelajari dan dikembangkan pada siapa pun.

Faktor yang Berpengaruh

Banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor utama dalam resiliensi adalah memiliki hubungan caring dan hubungan suportif di dalam maupun luar keluarga. Hubungan yang menciptakan cinta dan kepercayaan, memberikan role model dan menawarkan dorongan dan jaminan membantu meningkatkan resiliensi seseorang. Beberapa faktor tambahan terkait dengan resiliensi termasuk : (a) Kapasitas untuk membuat rencana yang realistis dan mengambil langkah untuk membawa mereka keluar. (b) Sebuah pandangan positif dari diri sendiri dan percaya diri dalam kekuatan dan kemampuan. (c) Keterampilan dalam komunikasi dan pemecahan masalah. (d) Kapasitas untuk mengelola perasaan yang kuat dan dorongan hati. Semua ini adalah faktor-faktor yang dapat dikembangkan dalam diri seseorang

Mengembangkan Resiliensi

Mengembangkan resiliensi adalah proses perjalanan hidup. Orang tidak semua bereaksi yang sama untuk peristiwa kehidupan traumatis dan stres. Sebuah pendekatan untuk membangun resiliensi yang bekerja untuk satu orang mungkin tidak bekerja bagi orang lain. Orang menggunakan strategi dengan bervariasi. Beberapa variasi mungkin mencerminkan perbedaan budaya. budaya seseorang mungkin memiliki dampak pada bagaimana ia berkomunikasi dengan perasaan dan penawaran dengan kesulitan - misalnya, apakah dan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang signifikan, termasuk anggota keluarga dan sumber daya masyarakat. Dengan keragaman budaya yang berkembang, masyarakat memiliki akses yang lebih besar ke sejumlah pendekatan yang berbeda untuk membangun resiliensi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun