LANSIA atau Lanjut Usia diperuntukkan untuk orang tua yang berusia 60 tahun ke atas, tapi yang akan saya bahas adalah lansia yang berada dalam garis kemiskinan.Â
Lansia bukan hanya orang tua yang sudah tidak bisa berjalan karena penyakit tapi lansia orang tua yang sudah melewati umur lebih dari 60 tahun dan memiliki krisis ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya.Â
Mereka adalah orang tua yang seharusnya diberikan kenyamanan hidup selama sisa waktu mereka, mereka seharusnya dilayani oleh keluarga, di hargai oleh orang yang lebih muda, diberi kenyamanan oleh pelayan masyarakat, diberikan fasilitas oleh pemerintah.Â
Tapi kenapa masih banyak lansia yang masih banting tulang untuk mencukupi hidupnya, harusnya mereka menikmati masa tuanya walau bukan dengan gemilang harta setidaknya cukup untuk hidup sehari-hari seperti memiliki makanan yang cukup, pakaian yang layak pakai, dan rumah yang layak huni.
Menurut UU Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia adalah pencerminan bangsa yang berbudi luhur, mempunyai ikatan kekeluargaan sebagaimana nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa, yaitu menghormati serta menghargai peran dan kedudukan lansia yang memiliki kebijakan dan kearifan serta pengalaman berharga yang dapat diteladani oleh generasi penerusnya.
Keluarga memang menjadi sosok paling penting dalam kelangsungan kesejahteraan lansia, tapi bagaimana dengan lansia yang sebatang kara dan tidak memiliki pengetahuan akan kesejahteraan pada dirinya, bukankah disitu peran masyarakat dan pemerintahan.Â
Pemerintah membantu dalam menangani tanggungan biaya hidup dan kesehatan atau bisa disebut bantuan pemerintah dan peran masyarakat adalah membantu mengarahkan lansia agar mendapatkan bantuan tersebut, membantu lansia mengerti bahwa dirinya bukan beban penduduk ataupun beban masyarakat melainkan mereka adalah penunjang bagi generasi muda walaupun berbeda zaman tapi lansia memiliki banyak pengalaman hidup dan memiliki banyak cerita yang bisa menginspirasi sebuah generasi muda.
Menurut Berita Resmi Statistik No. 07/01/Th.XXIV, 21 Januari 2021. Baby boomer 11,56% dari 270,20 juta jiwa lahir tahun 1946-1964 perkiraan usia sekarang 56-74 tahun dan pre-Boomer 1,87% dari 270,20 juta jiwa lahir sebelum tahun 1945 perkiraan usia sekarang lebih dari 75 tahun.Â
Hal ini membuktikan bahwa lansia pada tahun 2020 diperkirakan meningkat daripada tahun 2019 yang tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kemensos tahun 2019 sebanyak 12,6 juta, 10,7 juta lansia di dalam keluarga dan 1,9 juta lansia di luar keluarga. Hal ini membuktikan bahwa semakin tahun makin bertambahnya lansia di Indonesia yang akan membuat aging population.
Ini adalah data mengenai berapa jumlah lansia yang ada di Indonesia tapi tidak ada data konkret mengenai lansia yang dibawah garis kemiskinan yang sangat sulit mendapat sesuap nasi dan jika sakit maka mengandalkan orang lain untuk membawanya ke salah satu perawat jalan ataupun petugas kesehatan sekitar rumahnya untuk mengurangi biaya rumah sakit.
Kesejateraan lansia yang berada pada garis kemiskinan sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah, mereka bukan hanya buta akan teknologi, mereka juga buta akan bantuan pemerintah, jadi harus pemerintahlah yang menindaklanjuti proses bantuan untuk lansia yang memiliki ekonomi sulit.Â
Pemerintah harus memulai dari sebuah pengumpulan data lansia di seluruh wilayah Indonesia, lalu melakukan survey mengenai perekonomian, kesehatan, keluarga, dan serta asset yang mereka punya untuk mengukur kadar kemiskinan guna memberikan bantuan yang setara.Â
Disini juga masyarakat dan pelayan masyarakat juga memiliki andil seperti memberikan data pada pengawas tentang lansia yang sebatang kara serta berada pada garis kemiskinan. Masyarakat membantu para lansia ini dengan menjelaskan bantuan apa saja yang diberikan pada lansia dari pemerintah.Â
Contoh kecilnya pemerintah bukan hanya memberikan bantuan sembako tapi juga memberikan sejumlah uang, dan uang ini pastinya dikirim melalui ATM dan masyarakatlah yang bisa membantu para lansia ini dalam menyelesaikan masalah-masalah seperti ini karena lansia yang berada dalam garis kemiskinan rata-rata juga memiliki Pendidikan yang rendah.
Manusia adalah makhluk social yaitu membutuhkan satu sama lain, manusia membutuhkan bantuan orang lain dalam kehidupan sosialnya, begitu pula dengan lansia yang memiliki kekurangan atas kesehatannya, perekonomiannya, dan keturunannya yang dalam artian lansia yang sebatang kara.Â
Kita yang merupakan generasi muda yang masih memiliki badan yang sehat, bisa mencari pekerjaan kiranya membantu para lansia yang berada pada garis kemiskinan salah satunya dengan bantuan social berupa sembako kepada lansia dan memberikan para lansia hiburan seperti mengumpulkan lansia di suatu daerah dan memberikan kuis atau permainan yang dapat membuat hati mereka senang dan menstabilkan emosi serta sedikit olahraga seperti senam ringan.Â
Selain bantuan ekonomi dan hiburan lansia juga diberikan edukasi untuk menstimulasi pikiran mereka agar mereka tidak mudah terkena penyakit Alzheimer dan pikun, meskipun pada faktanya penyakit ini sering dialami pada lansia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H