Desember tahun lalu, merupakan momen yang Istimewa bagi penulis yang tergabung dalam satu team mewakili IPB University dalam sebuah kegiatan Internasional. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan ASEAN Golden Generation Conference atau Konferensi Generasi Emas ASEAN yang diselenggarakan oleh Organisasi Sosial Kemasyarakatan Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang.Â
Berawal dari perbincangan dengan Kaprodi Komunikasi Digital dan Media, Bapak Dr. Hudi Santoso S.Sos.,M.P. pada Jum'at pagi di sebuah tempat duduk favorit anak prodi Komunikasi Digital dan Media. Topik  dimulai dengan bertanya mengenai informasi lomba, serta beasiswa yang sedang dibuka, Pak Hudi dengan tiba-tiba memperlihatkan sebuah poster yang dikirim dari rekan sesama dosen yang berbeda kampus.Â
Saat itu penulis bersama dengan teman satu kelas, dan penulis memang sedang mengikuti kegiatan webinar melalui zoom dari Univeritas Mercu Buana, saya pun merasa tertarik dengan kegiatan itu, karena di iming-imingi bahwa akomodasi akan ditanggung full dari panitia kegiatan tersebut.Â
Selain mengenai akomodasi ada banyak hal yang membuat rasa bangga, karena di dalam kegiatan tersebut tidak hanya mahasiswa mahasiswi dari universitas di Indonesia, namun dihadiri pula oleh mahasiswa mahasiswi dari universitas yang berada di asia Tenggara.Â
Dan dengan kebetulan sewaktu jadwal kegiatan Konferensi Internasioanl tersebut tidak tertabrak dengan jadwal yang sedang menjalankan Ujian Akhir Semester atau UAS 3. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Desember, selama tiga hari berturut-turut, pada tanggal 8,9,10. Kegiatan diadakan di Gedung Merdeka, Gedung Sate, dan Kantor Pos Indonesia.Â
Selama tiga hari melaksanakan kegiatan, semua peserta difasilitasi tempat penginapan yaitu di Asrama Kampus IPDN di kabupaten Sumedang. Peserta juga diasilitasi konsumsi, peralatan lengkap, serta dresscode. Peserta juga difasilitasi transporatsi dari tempat ke tempat dengan menaiki Bus dari kampus IPDN.Â
Setelah penulis menyampaikan keinginannya untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut, dimulai menyusun strategi dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya.Â
Proses ini melibatkan diskusi intensif tim di mana membahas detail persyaratan, jadwal, dan persiapan yang diperlukan. Penulis bersemangat untuk memberikan kontribusi terbaik dalam kegiatan ini dan memastikan bahwa kami siap menghadapi setiap tantangan yang mungkin temui. Saat mengisi formulir pendaftaran, yang dirasakan semakin antusias dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan tersebut.Â
Tidak hanya karena memiliki minat yang mendalam terhadap topik yang akan dibahas, tetapi juga karena kesempatan untuk bertemu dengan sesama pemuda dari berbagai universitas dan berbagi ide-ide serta pengalaman yang berharga. Penulis percaya bahwa ini akan menjadi peluang yang sangat berharga untuk belajar dan tumbuh secara pribadi maupun profesional.
Setelah formulir pendaftaran saya kirimkan, dengan segera fokus pada persiapan teknis, terutama dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah mengenai Sustainable Development Goals (SDGs). Proses ini tidak hanya memperdalam pemahaman nya tentang topik tersebut, tetapi juga memperkaya wawasan  tentang tantangan global dan solusi yang dapat diusulkan untuk menghadapinya. Ketika akhirnya tiba waktu untuk berangkat,perasaan campuran antara gugup dan bersemangat. Perjalanan dari Stasiun Bogor ke Stasiun Halim Perdana Kusuma menjadi awal dari petualangan.Â
Penulis memanfaatkan waktu perjalanan untuk melakukan persiapan terakhir, berbagi ide, dan membangun semangat tim. Yakin  bahwa dengan kerja keras, kolaborasi, dan ketekunan, dapat membuat dampak positif dalam kegiatan tersebut dan menjadi bagian dari upaya untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik dalam masyarakat. Hari yang ditunggu pun tiba, semua peserta hadir, dan berkumpul di stasiun Halim Perdana Kusuma. Setiap kampus diberi penjelasan mengenai alur perjalanan serta kegiatan.Â
Dengan penuh antisipasi dan semangat, menunggu kedatangan kereta cepat Woosh di Stasiun Halim Perdana Kusuma, yang akan membawa ke Stasiun Padalarang di Bandung.Â
Sensasi menaiki kereta cepat Woosh untuk pertama kalinya memenuhi pikiran penulis  ditambah lagi dengan kenyamanan bahwa perjalanan ini tidak memerlukan biaya sama sekali, sungguh merupakan pengalaman yang membanggakan bagi penulis.Â
Bahkan, merasa sangat beruntung karena dapat menaiki kereta cepat Woosh dengan kelas Ekonomi Premium yang sebenarnya memiliki harga tiket sebesar Rp 250.000,00. Dengan riang gembira,penulis menaiki kereta cepat Woosh dan merasakan kenyamanan dari fasilitas kelas Ekonomi Premium yang disediakan. Seiring dengan perjalanan, Â tak henti-hentinya membagikan kegembiraan dan kekaguman akan pengalaman nya.Â
Meskipun perjalanan yang ditempuh hanya berlangsung selama satu jam, dimulai dari pukul 06.10 hingga pukul 07.10, namun dalam durasi singkat tersebut, kereta cepat Woosh mampu membawa dari Jakarta ke Bandung dengan kecepatan yang tidak terbayangkan sebelumnya.Â
Sensasi melaju dengan kecepatan tinggi dan tanpa hambatan di dalam kereta cepat Woosh benar-benar memukau, seolah-olah  sedang terbang di atas tanah, menjadikan perjalanannya sangat menyenangkan dan mengasyikkan.Â
Penulis tidak hanya menikmati perjalanan yang cepat dan lancar, tetapi juga disuguhkan dengan pemandangan indah sepanjang perjalanan, memperkaya pengalaman kami selama perjalanan tersebut.Â
Ketika akhirnya kereta cepat Woosh tiba di Stasiun Padalarang, penulis  tidak bisa menahan rasa terkesan dan kekaguman nya terhadap ketepatan waktu dan kenyamanan yang dirasakan selama perjalanan. Pelayanan yang baik dan fasilitas yang memadai dari kereta cepat Woosh benar-benar mengesankan, membuat merasa dihargai dan diistimewakan sebagai penumpang.Â
Pengalaman ini tidak hanya memberi kesempatan untuk menikmati fasilitas modern dari kereta cepat, tetapi juga memberikan  wawasan mendalam tentang potensi kemajuan infrastruktur transportasi di Indonesia.Â
Dengan teknologi mutakhir dan sistem yang efisien, kereta cepat Woosh tidak hanya menjadi alat transportasi yang efektif, tetapi juga simbol kemajuan negara dalam menghadapi tantangan mobilitas dan meningkatkan konektivitas antarwilayah. Ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk terus berinovasi dan berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur yang dapat membawa dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan.Â
Dengan rasa syukur dan kepuasan yang mendalam,penulis turun dari kereta cepat Woosh di Stasiun Padalarang, siap untuk melanjutkan rangkaian kegiatan kami di Bandung.Â
Pengalaman unik ini tidak hanya meninggalkan kesan yang mendalam dalam ingatan hati penulis, tetapi juga memberikan inspirasi bagi penulis untuk terus mendukung dan memanfaatkan kemajuan infrastruktur transportasi demi kemajuan bangsa Indonesia di masa depan Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H