Di sebelah kiri banteng Batavia, pengunjung dapat melihat bangunan Kampung Pecinan yang bersih dan kokoh. Kampong Pecinan pada zaman dahulu menjadi tempat untuk mengumpulkan masyarakat Tionghoa. Kebanyakan bangunan-bangunan Kampung Pecinan di set sebagai deretan toko milik keluarga Tionghoa. Sepanjang jalan akan dijumpai bangunan-bangunan atau pertokoan jadul yang berdiri kokoh berderetan, disini juga terdapat Rumah Habibie dan Ainun, para pengunjung bebas berfoto di luar bangunan jika ingin memasuki dan berfoto di Rumah Habibie dan Ainun maka pengunjung akan dipungut biaya ± sebesar 10.000 rupiah. Jika pengunjung merasa haus di sekitar bangunan terdapat beberapa warung kecil yang menjual berbagai minuman kaleng maupun minuman tradisional seperti, jamu dan es tebu.
Di Studio Alam Gamplong juga terdapat kereta api tua yang masih beroperasi hingga saat ini, terdapat stasiun kecil yang menjadi tempat naik dan turun penumpang. Kereta api ini hanya melintas ke belakang dan kembali ke depan, melewati toko-toko dan bangunan-bangunan kuno yang terdapat di samping kanan kiri. Biaya untuk menaiki kereta api tua ini cukup murah, dengan membayar Rp. 10.000 saja sudah bisa merasakan menaiki kereta api pada jaman dahulu. Untuk tiket masuk ke Studio Alam Gamplong ada 2 tiket, yang pertama tiket terusan seharga Rp. 35.000 dan tiket untuk per spot adalah Rp. 10.000. Jika pengunjung membawa kamera pribadi akan dikenakan biaya sebesar Rp 10.000.
Untuk wilayah parkirnya sendiri sangat luas untuk parkir motor cukup bayar 3.000 rupiah dan jika pengunjung membawa mobil cukup bayar 10.000 rupiah.
Studio Alam Gamplong sangat cocok untuk wisata keluarga saat akhir pekan atau libur panjang, tak hanya berekreasi saja tetapi bisa menambah ilmu sejarah jika pengunjung datang ke Studio Alam Gamplong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H