…..
Kini aku berada dibawah langit – langit.
Yang menyaksikan aku berdoa dengan sebuah foto. Dalam pandanganku, langit – langit dan foto itu berdampingan. Foto itu tingginya sama dengan langit – langit. Sama dengan apa yang ingin kutuju. Bersinar sama dengan apa yang aku ingin. Dalam foto itu, aku dan mereka. Khayalku, mungkin detik ini langit menyaksikan ribuan pasang mata yang sama dengan teman – teman bintangnya. Berbinar – berbinar. Berbinar – binar selayaknya berharap sang pencipta kamu, langit…. Mencatat doa itu .
Bukan sebuah ‘balas dendam’, hanya keinginan kita yang pergi lalu ingin kembali.
…..
“Sudah siap, Mas?’ tanya seseorang yang telah menyempurnakan hidupku sekarang.
“Eh, ya dhik…” jawabku
“Saatnya kembali, mas. Aku kepingin lihat ibu bapak kamu. Aku bahkan belum tahu wajah mereka, tapi aku merasa dekat.” balasnya
“ Iya, mas juga kepingin lihat ibu sama bapak, dari dulu malah. Alhamdulillah Gusti Allah mendengar doa mas. Alhamdulillah mas bisa nepatin janji hanya untuk kembali, dan sekaranglah waktunya dhik…. Membalas rindu sekarang hanya untuk cium tangan bapak sama ibu. Ayok, dik, berangkat, bismillah….
…..
Penutup