Mohon tunggu...
Fadhila azzahraSalsabila
Fadhila azzahraSalsabila Mohon Tunggu... Relawan - pelajar/mahasiswa

saya seorang mahasiswa ilmu komunikasi universitas muhammadiyah malang. saya mahasiswa yang cukup aktif, adaptif dan komunikatif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Stigma Masyarakat terhadap Pribadi Wanita Alpha

22 Juni 2023   10:40 Diperbarui: 22 Juni 2023   11:39 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan seringkali diposisikan sebagai anggota kedua dalam kelompok gender. Stereotip masyarakat tentang perempuan yang masih melekat adalah bahwa perempuan ditempatkan di bawah laki-laki daripada langsung di samping mereka, padahal kehadiran perempuan bukan untuk menyaingi kaum laki-laki. 

Persepsi negatif tentang perempuan dengan ambisi yang tinggi tersebar luas di seluruh masyarakat, bahkan di komunitas intelektual sekalipun. 

Beberapa masyarakat masih menganggap bahwa seorang perempuan harus memiliki rasa malu, penurut, dan harus menjadi seorang princess yang anggun. 

Selain itu, masyarakat juga masih beranggapan bahwa perempuan sudah selayaknya menjadi seorang ibu rumah tangga dan menjadi seorang istri yang melayani suami.

Padahal pada fakta yang ada sudah banyak contoh inspiratif perempuan yang berhasil mengatasi stigma yang ada di masyarakat umum dan berjuang untuk menegakkan hak seorang perempuan. 

Oleh karena itu, perempuan sudah seharusnya dibolehkan menjadi perempuan yang berambisi, cerdas, pekerja keras, mandiri dan bertenaga sekaligus menjadi sosok penggerak, karena secara realistis, perempuan juga bisa menjadi makhluk unggul yang memiliki potensi besar dan mampu mendominasi.

Masyarakat tidak melihat semua wanita dengan cara yang sama; mereka punya keyakinan tentang berbagai jenis wanita. Banyak subtipe wanita seperti ibu rumah tangga, wanita seksi, hingga wanita karir. 

Subtipe perempuan ada dalam dua dimensi: (1) kehangatan, dan (2) kompetensi. Misalnya, perempuan tradisional, seperti ibu rumah tangga, dianggap tinggi dalam kehangatan tetapi rendah dalam kompetensi; mereka disukai, tetapi mereka juga dicirikan sebagai seseorang yang seharusnya dikasihani dan perlu diperhatikan. 

Di sisi lain, wanita karir dianggap tinggi dalam kompetensi tetapi rendah dalam kehangatan; dia dianggap begitu cerdas tapi tidak terlalu baik, dan dia dipandang sebagai pesaing kaum laki-laki

Perempuan luar biasa yang bekerja keras dan mandiri disebut dengan istilah alpha female. Kata "Alpha" berasal dari aksara yunani yang menandakan anggota kelompok yang teratas. 

Sebutan alpha female bermula dari dunia ilmu perilaku hewan. Alpha female adalah perempuan yang memiliki sifat percaya diri, pekerja keras, mandiri, memiliki ambisi yang sangat tinggi, berprestasi, dan disegani oleh sesama perempuan ataupun laki-laki. Alpha female memiliki konsep awal yang sederhana sebagai "wanita dominan". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun