Kebijakan moneter sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank sentral dapat memengaruhi aktivitas ekonomi dengan mengubah suku bunga dan penawaran uang. Misalnya, suku bunga yang rendah dapat meningkatkan permintaan agregat dengan mendorong investasi dan pendapatan.Â
Studi yang dilakukan oleh Bernanke dan Blinder (1992) menunjukkan bahwa perubahan kebijakan moneter sangat berdampak pada tingkat output ekonomi. Penurunan suku bunga Bank Indonesia dapat meningkatkan pinjaman bank di Indonesia, mendorong investasi dan konsumsi di negara itu. Kebijakan moneter Indonesia telah lama digunakan untuk menanggapi perubahan ekonomi dunia.Â
Bagaimana Bank Indonesia (BI) mengubah dan membuat kebijakan untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi ditunjukkan dalam sejumlah studi kasus penting. Salah satunya, Volatilitas Harga Komoditas 2014-2015: Pada tahun-tahun 2014-2015, Indonesia mengalami tekanan dari penurunan harga komoditas di seluruh dunia, yang mengakibatkan penurunan pendapatan ekspor dan penurunan nilai tukar rupiah.Â
Untuk mengatasi masalah ini, Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter yang lebih ketat. Pada akhir 2014, mereka menaikkan suku bunga acuan dari 7.5% menjadi 7.75% dengan tujuan menstabilkan nilai tukar rupiah dan mengontrol inflasi yang meningkat karena depresiasi mata uang.Â
Selain itu, BI meningkatkan pengawasan sektor perbankan untuk menjaga stabilitas keuangan domestik (Warjiyo, 2016). Sedangkan pada saat Pandemi COVID-19, yang dimulai pada awal 2020 dan menimbulkan masalah besar bagi ekonomi Indonesia, dengan penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi dan tekanan pada sektor keuangan.Â
Bank Indonesia merespon dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin sepanjang tahun 2020 hingga akhir tahun menjadi 3,75%. Untuk mendukung sektor riil dan perbankan, BI juga mengembangkan berbagai kebijakan likuiditas. Ini termasuk menyediakan fasilitas repo untuk perbankan dan membeli SBN di pasar sekunder (Bank Indonesia, 2020).
Kesimpulan :
Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia merupakan instrumen utama untuk merespon gejolak ekonomi global. Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian dunia mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti krisis keuangan, perubahan kebijakan perdagangan dan perkembangan teknologi. Bank Indonesia telah melakukan penyesuaian kebijakan moneter, termasuk penyesuaian suku bunga dan operasi pasar terbuka, untuk menstabilkan perekonomian selama periode ketidakpastian ini.Â
Dengan ekonominya yang semakin terintegrasi di pasar global, Indonesia menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas ekonomi sambil mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan. Studi menunjukkan bahwa kebijakan moneter yang efektif dapat meredam efek negatif dari fluktuasi ekonomi global dan mendukung tujuan jangka panjang pembangunan ekonomi Indonesia.Â
Kebijakan moneter Bank Indonesia juga bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif dan penguatan sektor keuangan domestik. Oleh karena itu, untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah perubahan ekonomi global, Indonesia membutuhkan kebijakan moneter yang fleksibel dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA