Fadhil Muhammad Ilham
Nim : 202110230311295
Kesehatan adalah aspek penting dan harus dipertimbangkan dalam hidup, kesehatan adalah salah satu indikator pembangunan yang diperhitungkan untuk mencapai kebaikan dalam masyarakat.
Peningkatan jumlah penyakit jiwa di masyarakat mulai dari 1,7% menjadi 7%, menurut data infografis. Peningkatan ini bisa menjadi masalah yang cukup serius bagi kesejahteraan masyarakat, dengan pertanyaan mendasar bagaimana mental dapat berubah menjadi penyakit yang mengalami peningkatan yang cukup penting bagi kesehjahteraan masyarakat.Â
Upaya pemerintah dalam mengatasi gangguan jiwa di masyarakat perlu dievaluasi dan ditingkatkan. Selain infrastruktur dan pengetahuan kesehatan, faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan penduduk Indonesia adalah persepsi seseorang terhadap penyakit. Persepsi terhadap penyakit seseorang juga dapat berdampak pada kesadarannya untuk menjaga kesehatan dan memperoleh kesembuhan dari penyakit yang dideritanya.
Setiap individu dalam masyarakat pasti memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu penyakit, persepsi ini membuat masyarakat menerima penyakit tersebut dan menimbulkan pikiran atau perasaan subjektif tentang suatu gangguan kesehatan yang dialaminya.Â
Berdasarkan pemahaman dan pengetahuan yang mereka miliki tentang penyakit atau gangguan kesehatan, mereka membuat diagnosis dengan membuat asumsi berdasarkan kondisi mereka, melihat apa yang mereka rasakan berdasarkan tanda-tanda masalah kesehatan yang muncul di tubuh mereka, dan bersama dengan pengetahuan informasi yang mereka terima dari sumber informasi lain.Â
Hasil asumsi yang membentuk pemikiran subjektif tentang suatu penyakit disebut self-diagnosis atau diagnosis mandiri, d lapangan sebagai ahli medis atau dokter.Â
Diagnosis mandiri yang dilakukan seseorang didasarkan pada penglihatan dan efek yang dirasakan dari gejala atau tanda gangguan kesehatan yang terjadi pada tubuhnya, kemudian dikaitkan dengan pengetahuan dan informasi tentang masalah kesehatan yang dirasakannya. berbagai sumber informasi yang mereka temukan (Pasaribu, 2010).
Menurut (Okunola, 2017) self-diagnosis atau diagnosa diri yang dilakukan cukup berbahaya karena ketepatan diagnosa yang dibuat tidak cukup tepat dalam mendiagnosis penyakit yang dirasakan seseorang dan dapat mengandung kesalahan fatal dalam pengambilan.Â
tindakan pengobatan, yang dilakukan seseorang untuk menyembuhkan penyakit yang dengannya dia bahkan salah mengidentifikasi. Seperti yang dikatakan Roberta Raffaeta dalam sebuah buku yang menganalisis sebuah fenomena yang pernah terjadi di Italia.Â
Saat itu, ada penyakit alergi yang mewabah dan tenaga medis belum memastikan adanya wabah tersebut. Namun, orang memiliki self-diagnosis atau diagnosis diri berdasarkan gejala penyakit alergi yang dialaminya.
 Self-diagnosis yang dilakukan oleh masyarakat didasarkan pada asumsi mereka tentang gejala penyakit dan masalah kesehatan yang mereka rasakan berdasarkan pengetahuan mereka tentang ilmu kesehatan dan pengetahuan tentang penyakit yang mereka miliki, kemudian informasi yang mereka temukan di perkumpulan media.
Dengan adanya fenomena tersebut, maka peneliti lebih tertarik untuk mengangkat topik tersebut. Namun dalam hal ini, peneliti akan lebih fokus menjawab pertanyaan apakah self-diagnosis mempengaruhi perilaku pencarian kesehatan atau perilaku pencarian kesehatan seseorang, bukan hanya gangguan mental ilness.Â
Topik penelitian dari topik penelitian yang diangkat adalah remaja milenial atau remaja yang telah mencari informasi tentang gejala penyakit atau penyakit yang dideritanya melalui penggunaan media informasi seperti internet atau aplikasi kesehatan dan sumber informasi lainnya, jika ada memiliki masalah kesehatan.Â
Sebab, seperti disebutkan di atas, diagnosis diri didasarkan pada pengetahuan tentang kesehatan seseorang dan didukung oleh informasi yang diperoleh dari berbagai media.
Daftar Pustaka
Akbar, M. F. (2019). Analisis Pasien Self-diagnosis Berdasarkan Internet pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. https://doi.org/10.31227/osf.io/6xuns
Okunola, O. (2017). Influence of Academic Environment on Health Seeking-Behaviour , Physical Activities and Dietary Habit among Undergraduates in a University in Nigeria Influence of Academic Environment on Health Seeking-Behaviour , Physical Activities and Dietary Habit among Undergraduates in a University in Nigeria. (May).
Pasaribu, A., Andriani, N., & Saparini, S. (2018). Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Penerapan Fisika Dengan Menggunakan Lembar Self-Diagnosis dan Self Efficacy. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 6(1), 40. https://doi.org/10.20527/bipf.v6i1.4400
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H