Mohon tunggu...
Fadhil Wildany Ulinnuha
Fadhil Wildany Ulinnuha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Dari Kita Oleh Kita dan Untuk Kita

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kota Bogor Mengambil Lahan Kosong Menjadi Pertanian Perkotaan Masa Depan

24 Agustus 2021   21:55 Diperbarui: 24 Agustus 2021   22:04 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Bogor kian dikenal dengan sebutan "Kota Hujan" dikarenakan tingginya intensitas curah hujan dan adanya berbagai gunung yang mengelilingi kota tersebut.

Seperti Gunung Salak, Gunung Pangrango, dan Gunung Gede sehingga memudahkan awan membentuk di sekitar area Bogor.

Dengan adanya intensitas curah hujan yang tinggi, pemerintah dan beberapa komunitas peduli lingkungan yang termasuk didalamnya terdapat bidang pertanian tidak hanya diam, melainkan mengayomi masyarakat untuk memanfaatkan sisa lahan kosong untuk dijadikan sebagai pertanian perkotaan atau dalam bahasa inggrisnya biasa disebut dengan "urban farming."

Mereka memanfaatkan ilmu pertanian dengan berbagai cara yang salah satunya menerapkan urban farming yang diharapkan dapat berguna di masa depan nanti.

Khususnya di daerah perkotaan yang cenderung menghasilkan polusi yang menakutkan bagi kesehatan dunia.

Untuk lebih jelasnya, ilmu pertanian adalah salah satu bidang ilmu multidispliner yang luas dan mencakup bagian dari ilmu eksakta, ilmu alam, ilmu ekonomi dan sosial, yang digunakan dalam praktik dan pemahaman pertanian.

Pertanian adalah serangkaian aktivitas yang mengubah lingkungan untuk produksi tumbuhan dan hewan demi memenuhi kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Pertanian dalam arti luas diartikan sebagai usaha budidaya tanaman, ternak, ikan, dan hutan agar memberikan suatu hasil.

Sedangkan pertanian dalam arti sempit dapat diartikan sebagai budidaya tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, dan tanaman pakan ternak.

Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mengembangkan program pertanian perkotaan atau "urban farming" dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah, untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan warga setempat.

Dengan berjalannya program urban farming diharapkan masyarakat Kota Bogor dapat lebih tertarik dan menerapkannya di rumahnya masing-masing.

Karena dengan menerapkan urban farming di halaman rumah dapat menambah kebutuhan sehari-hari dengan menjual hasil panen ke pasar dan juga mengkonsumsinya sendiri jika diinginkan.

Selain itu, urban farming juga dapat menjawab permasalahan krisisnya ruang terbuka hijau ditengah padatnya perkotaan dan perumahan yang belum menerapkan standar kriteria rumah sehat.

Dilansir dari Wired, sebuah penelitian yang dilangsungkan oleh profesor dari Arizona State University, Matei Georgescu, mengungkap bahwa jika implementasi urban farming dilakukan secara penuh di setiap kota besar dunia, produksi urban farming dapat menghasilkan 180 juta ton bahan makanan selama setahun. Angka tersebut merupakan 10 persen dari total hasil produksi makanan secara global.

Dengan kata lain, urban farming juga dapat menjadi alternatif dari kebijakan LPPB (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) karena dapat membantu mengatasi jika terjadinya krisis ketahanan pangan.

Tidak hanya itu, urban farming juga berpotensi menghemat 15 miliar kilowatt per jam untuk pemakaian energi dunia selama setahun dan menghasilkan 170.000 ton nitrogen ke udara, sama artinya dengan mencegah turunnya 57 juta  limpasan badai yang kerap mencemari sungai dan saluran air bersih.

Kota masa depan merupakan salah satu tujuan dari setiap kota yang dimana sebagian besar komposisi kota sudah menerapkan konsep keberlanjutan.

Konsep keberlanjutan ditujukan untuk menyeimbangkan ketiga elemen yaitu manusia, ekonomi, dan lingkungan (sosial) yang digunakan secara maksimal sehingga dapat digunakan secara terus menerus hingga masa depan nanti.

Sehingga diharapkan masyarakat dapat mulai menerapkan konsep urban farming di lingkungannya masing-masing.

Kemudian agar tidak terjadinya ketimpangan akibat perbuatan urban farming yang tidak baik dan benar, diharapkan masyarakat juga memperhatikan dan jangan lalai akan tanggung jawabnya dalam menerapkan urban farming.

Mulai dari selalu merawat perkebunan urban farming dengan setia dan selalu menjaga kebersihan agar tidak adanya berbagai spesies nyamuk yang nantinya dapat menyebarkan penyakit malaria.

Sumber : Materi PPT Ruang Lingkup Ilmu Pertanian by Luh Putu Suciata, dekoruma.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun