Mohon tunggu...
Fadhil Ramadhan
Fadhil Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak ada kata menyerah dalam mencapai sebuah kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Katakan Tidak pada LGBT

4 Desember 2022   18:26 Diperbarui: 10 Januari 2023   17:22 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fadhil Ramadhan (31602200014), Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Dosen Pengampu : Dr. Ira Alia Maerani,S.H.,M.H. (Dosen Fakultas Hukum UNISSULA)

Dalam masyarakat modern ini, terjadi banyak penyimpangan. Salah satunya adalah LGBT (Lesbian, Guy, Biseksual, Transgender), laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki dan perempuan berhubungan seks dengan perempuan. Menurut Profesor Abdul Hamid Al-Qudah, 78% homoseksual memiliki penyakit menular seksual, menurut bukunya. Alih-alih melarang kegiatan ini, banyak negara di dunia mendukung aktivisme LGBT dan melegalkan pernikahan sesama jenis. Hal ini telah memacu perkembangan aktivisme LGBT yang meluas dan berkembang pesat.

Menurut data yang tersedia, terdapat lebih dari 1 juta orang LGBT dan 119 organisasi LGBT di 28 provinsi di Indonesia (Republika, 23 Januari 2016). Ini bertentangan dengan Pasal 292 KUHP. Orang LGBT tidak hanya mengganggu masyarakat, mereka juga berbahaya bagi para pelaku seperti:

1.         Efek kesehatan

- Kanker dubur atau dubur: Homoseksual ketika melakukan seks anal, yang meningkatkan risiko kanker dubur.

- Kanker mulut: Kebiasaan seks oral dapat menyebabkan kanker mulut. Merokok bukan satu-satunya penyebab kanker mulut. Ini menurut studi New England Journal of Medicine yang diterbitkan di situs web Dallas Voices.

- Meningitis: Hal ini disebabkan oleh infeksi mikroba, kanker, penyalahgunaan obat-obatan tertentu dan peradangan pada tubuh. Namun sebuah artikel di Detik Health mengungkapkan hal lain: Meningitis disebabkan oleh penularan seksual oleh kaum LGBT.

-HIV/AIDS: Pada umumnya kaum LGBT menjalani gaya hidup seks bebas dengan banyak orang, sehingga peluang mereka tertular HIV/AIDS sangat tinggi.

2.         Dampak sosial

Homoseksual terus berganti pasangan, jadi menemukan kedamaian dalam hidup mereka bisa jadi sulit. Status penelitian menagatakan:"Dia memiliki 106 pasangan dari 20 tahun yang gay." Seorang pezinah memiliki tidak lebih dari delapan pasangan dalam hidup. Lagi pula, 43% pria gay yang disurvei mengatakan dia pernah menjadi gay dengan 500 orang seumur hidupnya. 28% telah melakukan ini dengan lebih dari 1.000 orang. 79% bersama pasangan yang tidak mereka kenal sama sekali, dan 70% hanya bersama selama satu malam atau beberapa menit. Berdasarkan penelitian di atas, melegalkan pernikahan bagi pasangan LGBT pada hakekatnya merupakan tindakan yang mubazir.

3.         Dampak pendidikan

Survei menunjukkan bahwa pasangan gay lima kali lebih mungkin menghadapi masalah putus sekolah daripada siswa biasa, dengan 28% merasa tidak aman dan terpaksa putus sekolah.

4.         Implikasi keamanan

Homoseksual bertanggung jawab atas 33% pelecehan seksual anak di Amerika Serikat (AS), meskipun populasi homoseksual hanya 2% dari total populasi negara tersebut. Di Indonesia, untuk selanjutnya, sebuah studi bersama Google menemukan bahwa antara tahun 2014 hingga 2016, terdapat 25 pembunuhan sadis yang melibatkan pelaku atau korban homoseksual.

Setiap masalah pasti ada cara untuk mencegahnya. Cara mencegah maraknya aktivisme LGBT, yaitu:

  • Pola asuh menurut jenis kelamin anak
  • Menumbuhkan koneksi dengan lingkungan
  • Menjembatani semua kesenjangan Pornografi
  • Melakukan penelitian dan seminar tentang bahaya LGBT di sekolah;
  • Ada undang-undang yang lebih ketat yang melarang orang LGBT untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
  • Melakukan penyuluhan agama bagi kaum LGBT yang menyimpang dari aturan agama;

Semua kelompok perlu bekerja sama untuk saling mengingatkan akan bahaya dan keresahan sosial yang ditimbulkan oleh kaum LGBT terhadap diri mereka sendiri. Jangan sampai ada celah bagi aktivisme LGBT untuk tumbuh dan berkembang. Terutama di Indonesia yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dengan 231 juta jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun