Mohon tunggu...
Fadhiil Arjuna Putra
Fadhiil Arjuna Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030048 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Ngapak People

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mengenang dengan Kehangatan: Tradisi Ziarah Kubur di Hari Kemenangan

18 April 2024   22:35 Diperbarui: 18 April 2024   22:43 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi: Suasana Tempat Pemakaman Umum Sibondet, Kerandegan

Adab berziarah ke pemakaman menurut Mbah Tris, yaitu pertama harus wudhu terlebih dahulu, setelah wudhu jika memakai sandal atau sepatu harus dilepas dan diletakkan di depan makam, lalu sebelum masuk ke pemakaman harus salam terlebih dahulu, dan yang paling penting harus menjaga sopan santun pada saat di pemakaman.

Pak Tris mengaku bahwa peziarah mulai berdatangan dari pagi hari setelah selesai salat Idulfitri dan hahal bihalal sampai sore hari.

"setelah salat Idulfitri dan halal bihalal sudah mulai datang peziarah dan jam 12 itu biasanya istirahat sejenak, nanti mulai lagi jam 2 sampai sore, " Ujar Pak Tris.

Dan biasanya ramainya peziarah yang datang saat lebaran di Tempat Pemakaman Umum Sibondet, Kerandegan akan terus terjadi selama tujuh hari setelah lebaran. Tetapi lebaran kali ini ramainya peziarah hanya selama tiga hari setelah lebaran. 

Hal ini dikarena pada lebaran tahun ini Muhammadiyah dan NU merayakan lebarannya dihari yang sama yaitu pada hari Rabu, 10 April 2024, jadi dilakukan secara serentak baik Muhammadiyah ataupun NU untuk berziarah kubur.

Dokumentasi Pribadi: Suasana Tempat Pemakaman Umum Sibondet, Kerandegan
Dokumentasi Pribadi: Suasana Tempat Pemakaman Umum Sibondet, Kerandegan

Dari banyaknya aktivitas warga yang ziarah ke makam ini, berdampak pada keberkahan yang dirasakan oleh penjual bunga di sekitar area makam karena banyak warga yang membeli bunga. 

Menurut Mbah Tris sebagai penjual sekaligus juru kunci dari Tempat pemakaman Umum (TPU) tersebut omzet penjualan bunga saat lebaran mengalami kenaikan. Hal ini karena daripada mencari bunga di pasar yang jaraknya jauh dari tempat pemakanan, mending membeli di tempat pemakamannya langsung.

Terakhir beliau berpesan bahwa tradisi ziarah kubur ini agar tidak dilupakan dan penting bagi kita untuk memahami dan menghargai tradisi-tradisi yang telah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat.

Tradisi ziarah kubur saat lebaran ini tidak hanya sekedar kunjungan ke makam saja, tetapi juga merupakan momen introspeksi diri, penghormatan, dan pengenangan terhadap mereka yang telah meninggal dunia. 

Melalui tradisi ziarah kubur, kita dapat mempererat silaturahmi dengan yang masih hidup ataupun yang telah meninggal dunia, mengingatkan kita akan ada kematian, dan menjaga tradisi dan identitas budaya agar tidak hilang. Oleh karena itu, tradisi ziarah kubur harus terus dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari tradisi Hari Raya Idulfitri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun