Mohon tunggu...
Fadhiil Arjuna Putra
Fadhiil Arjuna Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030048 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Ngapak People

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Asal-usul Kalimat "Hompimpa Alaium Gambreng"

1 April 2024   14:33 Diperbarui: 1 April 2024   14:41 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.presentasi.net

Kalimat "hompimpa alaium" mempunyai arti dari Tuhan kembali kepada Tuhan. Kata "hom" berasal dari akar kata yang sama dengan om, hum, dan huwa yang berarti Tuhan, sementara "gambreng" memiliki arti "ayo bermain" atau semacam aba-aba seperti kata "grak" dalam baris-berbaris. Banyak yang beranggapan arti dari "Hompimpa Alaium Gambreng" ini juga memiliki kemiripan dengan potongan ayat Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 156. "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).

sumber gambar: id.wikipedia.org
sumber gambar: id.wikipedia.org

Selain sebagai simbol ketuhanan, hompimpa ini juga memiliki nilai tentang musyawarah dalam permainan anak-anak. Hompimpa juga mengajarkan arti menerima atau legowo. Ketika kita bermain hompimpa, kita dengan sadar memilih pilihan kita antara hitam atau putih. Ketika memilih hitam, kita harus menerima konsekuensinya begitupun jika memilih putih kita harus siap juga menghadapi konsekuensi yang ada. Begitulah hidup apa pun pilihan yang kita ambil harus siap menerima akibat dan hasilnya.

Karena sulitnya menemukan sumber-sumber valid yang membahas asal mula kata hompimpa secara lebih spesifik, maka pernyataan dan argumen dari Muhammad Zaini Alif ini bisa saja benar tapi bisa juga keliru. Apabila kita mencari makna kalimat "hompimpa alaium gambreng" di internet, artikel-artikel yang berkaitan dengan permainan tersebut juga merujuk ke penjelasan Muhammad Zaini Alif dalam acara TEDx Jakarta. 

Akan tetapi, tidak masalah dan tidak perlu diperdebatkan karena bukan itu yang jadi poin utama. Jika artinya bukan itu pun tentu bukan sebuah masalah yang besar, tapi jika artinya benar begitu berarti betapa dalam makna di permainan kita waktu kecil.

Sebagai informasi tambahan, Indonesia punya lebih dari 2.500 permainan tradisional dan 40% diantaranya dinyatakan punah tergerus zaman. Mirisnya lagi menurut forum pemberdayaan perempuan Indonesia sekitar 60% anak-anak Indonesia sudah tidak lagi mengenal permainan tradisional sebagai dampak perkembangan teknologi.

Jadi itulah filosofi dari hompimpa sebuah kalimat sakti sebagai ritual pembuka permainan tradisional yang terlepas dari simpang siur asal kata dan penamaan hompimpa sudah menjadi sahabat dan tidak bisa dipisahkan dengan anak-anak Indonesia. Dengan tergerusnya permainan tradisional akibat dari perkembangan teknologi, apakah suatu saat hompimpa juga akan hilang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun