Baru saja memproduksi film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995, kini rumah produksi Falcon Pictures kembali memproduksi seri terbaru dari film Dilan yang berjudul Dilan 1983: Wo Ai Ni.Â
Film Dilan kali ini akan digarap oleh sutradara berbakat yaitu Fajar Bustomi dan skenario akan ditulis oleh Pidi Baiq dan Alim Sudio selaku penulis dari novel Dilan 1983: Wo Ai Ni itu sendiri. Â
Proses syuting film ini dimulai pada tanggal 29 Januari 2024 di Bandung. Sebagai kelanjutan dari film-film Dilan sebelumnya yang menggambarkan kisah cinta Dilan sejak remaja hingga dewasa, Pidi Baiq menyatakan tidak akan seperti film-film Dilan sebelumnya yang penuh dengan kisah cinta.
"Jadi jangan berfikir kalau Dilan yang kita lihat di tahun 90 adalah masa cinta remaja asmara, kalau di sini gak. Dilan suka hanya sebagai cinta monyet aja, jadi gak ada sama sekali, gak ada pacar-pacaran," ujar Pidi Baiq dalam konferensi pers di Kantor Falcon Picture, Jakarta Selatan, Sabtu (27/1/2024).
Film Dilan 1983: Wo Ai Ni akan berfokus pada kehidupan Dilan di masa kecil dan bagaimana Dilan memandang dunia. Cerita film ini membawa kita kembali pada masa kecil Dilan yang diperankan oleh Muhammad Adhiyat sebelum trilogi Dilan yang ikonik.
Secara garis besar, film ini mengisahkan tentang kehidupan Dilan setelah berkelana mengikuti penugasan Ayah Dilan sebagai seorang anggota ABRI dan menetap selama satu setengah tahun di Timor Timur yang saat ini menjadi negara Timur Leste. Keluarga Dilan pun kembali ke Bandung pada tahun 1983. Dilan yang masih berusia 12 tahun kini duduk di kelas 5 SD. Dilan kembali bersekolah di tempatnya yang lama dan bertemu kembali dengan teman-teman lamanya.
Keluarga Dilan ditampilkan secara utuh pada film ini. Ayah Dilan atau Letnan Faisal diperankan oleh Bucek Deep adalah seorang ayah yang tegas namun mempunya sisi yang manis dan romantis.
Ibu Dilan atau bundahara yang diperankan oleh Ira Wibowo, yang mana ia juga berperan sebagai Ibu Dilan di film Dilan sebelumnya. Pada tahun 1983 ia masih seorang guru bahasa Indonesia belum menjadi kepala sekolah. Untuk peran bundahara versi lebih muda Ira Wibowo menurunkan berat badannya hingga 10 kg.
Dilan juga memiliki empat saudara di antaranya Kak Ida yang diperankan oleh Adzana Shalina yang baru saja lulus dari grup Idol JKT48, Bang Banar yang diperankan oleh Muzakki Ramdhan, Landin yang diperankan oleh Zayyan Sakha dan si bungsu Disa yang diperankan oleh Arsy Shaqueena Iffa.
Film ini memperlihatkan bagaimana hubungan Ayah dan Bunda Dilan dengan anak-anak mereka dan cara mendidik anak-anaknya. Saat di sekolah Dilan bertemu dengan Mei Lien yang diperankan oleh Malea Emma. Mei Lien adalah seorang gadis keturunan Tionghoa yang baru saja pindah dari Semarang. Dilan langsung jatuh cinta pada Mei Lien tetapi, ia tahu bahwa mereka tidak boleh berpacaran, dan ini memang bukan novel tentang pacaran, hanya cinta monyet biasa.
Kemudian berkat Mei Lien, Dilan membeli kamus bahasa Mandarin untuk mempelajari bahasa tersebut. Pendekatan unik Dilan pada Mei Lien ini nantinya akan sangat berpengaruh terhadap cara Dilan mendekati Milea. Tanda-tanda kelak Dilan menjadi Panglima tempur pun sudah mulai nampak pada film ini, dengan solidaritas, kekompakan dan konflik khas anak kecil antara Dilan dengan teman-temannya di sekolah.
Pada film ini, Dilan kecil mempunyai geng cowok yang diperankan oleh Keanu Aska (pemain film Kodrat), Ferdi Ardiansah (Putra komedian Sule), Sulthan Hamonangan (pengisi suara Nussa), dan Gigin yang diperankan oleh Quentin Stanislavski Kusnandar (putra dari aktor Eppy Kusnandar).
Sedangkan geng cewek sahabat dari Mei Lien akan diperankan oleh Cleo Haura (pemain film Panggonan Wingit), Shania Diva (runner up Idola Cilik 2022) dan Graciella Abigail (pemain Pertaruhan The Series). Film Dilan 1983: Wo Ai Ni ini juga diperankan oleh para aktor senior seperti Cok Simbara, Meike Amalia, Daan Arya dan Annisa Hertami sebagai Ibu Dewi atau guru Dilan.
Di tengah kehidupan yang menyenangkan, Dilan beserta keluarga dan teman-temannya, Indonesia dilanda peristiwa Petrus, yaitu penembakan misterius yang menewaskan para preman yang diduga dilakukan oleh pemerintah Orde Baru untuk menanggulangi masalah keamanan.
Peristiwa ini menimbulkan ketakutan dan kecemasan di masyarakat termasuk keluarga Dilan. Mayoritas yang tewas adalah preman yang tubuhnya dipenuhi oleh tato. Jenazahnya dimasukkan ke dalam karung dan dibuang di tempat umum, salah satunya adalah Kang Oji, Ayah dari Uung teman sekolah Dilan.Â
Rumah Dilan juga dijadikan tempat persembunyian oleh Mang Saman teman ayah Dilan, Mang Saman ini seorang kepala preman yang sangat ditakuti, namun bagi Dilan Mang Saman adalah teman baiknya yang seru, lucu dan menyenangkan. Mang Saman selamat, namun anak buahnya tidak ada yang selamat.
Peristiwa tragis yang turut menimpa orang-orang dekatnya ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan pribadi dan sikap Dilan terhadap pemerintahan Orde baru saat dewasa nanti.Â
Dari sini film Dilan 1983: Wo Ai Ni menawarkan pendekatan baru bagaimana melihat dunia dan kemanusiaan dengan cara yang berbeda yaitu melalui sudut pandang anak-anak, tanpa pengaruh, prasangka dan bias yang seringkali mempengaruhi cara pandang orang dewasa, mengingatkan kita akan pentingnya melihat dunia dengan kejujuran.
Jadi apakah kamu tertarik untuk menonton film Dilan 1983: Wo Ai Ni saat sudah tayang di bioskop? Yang perlu menjadi catatan bahwa film ini adalah film kehidupan masa kecil Dilan bukan film percintaan Dilan lagi. Buat kamu yang penasaran bagaimana kehidupan masa kecil Dilan, wajib nonton film ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H