Mohon tunggu...
Fadhiel Handira Ishaq
Fadhiel Handira Ishaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Economic Enthusiast

Masyarakat Umum

Selanjutnya

Tutup

Money

Surplus US$ 19,17 Miliar, Bisakah Indonesia Mencapai Target pada 2021?

28 Oktober 2021   13:46 Diperbarui: 28 Oktober 2021   13:56 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Ampas dan Sisa Industri Makanan (US$ 2,8 miliar)

Pasti kalian bertanya-tanya “Mengapa ampas sisa industri makanan menjadi komoditas impor terbesar Indonesia?”. Alasannya cukup masuk akal, menurut BPS, impor limbah makanan ini didominasi oleh bungkil kedelai dari Argentina. Pada umumnya bungkil kedelai biasa dipakai untuk pakan unggas. Dalam hal ini, Indonesia masih belum mengoptimalkan produksi bungkil kedelai dikarenakan semua produksi kedelai habis dipakai untuk pembuatan seperti tempe. Ampas dari bungkil kedelai ini jika diperas akan menghasilkan minyak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan hewan lain.

5. Logam Mulia dan Perhiasan (US$ 1,6 miliar)

Dengan tingginya impor emas ke Indonesia. Pemerintah berinisiasi mengkaji pembentukan komoditas ini. Menko Airlangga menyatakan, pembentukan bullion bank menghemat devisa negara, sedangkan bagi masyarakat, mereka akan mendapatkan retur dari simpanannya.

Dengan meningkatnya impor pada Agustus 2021 hal ini menyebabkan neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$ 19,17 miliar. Surplus tersebut diperoleh dari sektor nonmigas sebesar US$ 26,65 miliar. Selain itu, Peningkatan tersebut dikarenakan beberapa faktor, seperti meningkatnya kinerja manufaktur sehingga adanya permintaan barang modal ataupun barang baku, pemulihan ekonomi yang berjalan baik yang membuat kinerja perdagangan makin solid sehingga perkembangannya dapat mendorong ekspansi di industri maupun ekonomi, dan seiring pemulihan penanganan kasus positif Covid-19.

Surplus perdagangan yang meningkat terus membuat Muhammad Lutfi selaku Menteri Perdagangan berharap Indonesia mencapai rekor surplus perdagangan sebesar US$ 30 milliar pada sisa akhir tahun ini, target tersebut dapat tercapai, apabila kegiatan industri yang terus berkembang tumbuh lagi, mulai membaiknya kegiatan ekonomi yang membuat peningkatan pada kinerja perdagangan, dan penangganan kasus Covid-19 yang terus optimis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun