Nasrul Abit - Indra Catri Bisa Batal ?
Ada ungkapan bahwa di dalam politik memang tidak kenal kata pasti. Dalam politik, jika tidak digenggam dan ditangan, jangan diakui sebagai milik dan kekuasaan kita. Hal ini seperti akan berlaku pada deklarasi Nasrul Abit - Indra Catri kemarin. Bisa saja, nama keduanya terpental karena dinamika politik di internal partai pengusung.
Selain nama Nasrul Abit dan Indra Catri, sebelumnya, nama Sekjend DPD RI Dr. Dony Moenek dan Tokoh Aktifis Perempuan, Edriana sempat disebut sebut akan mengantongi SK rekomendasi dan pencalonan dari partai Gerindra. Keduanya bisa saja menggeser Nasrul Abit dan Indra Catri menjelang pendaftaran nanti.
Apalagi nama Dony Moenek, Sekjend DPD RI ini bahkan sempat santer akan diusung oleh Gerindra. Ia memiliki jaringan luas di level nasional. Mantan Direktur Jenderal Keuangan Daerah dan Wakil Rektor Institut Ilmu Pemerintaha Dalam Negeri (IPDN) itu adalah seorang birokat yang kenyang makan asam dan garam birokrasi. Apalagi Moenek juga dikenal dengan dan punya jalur sendiri ke Prabowo Subianto.
Sementara Edriana, juga tidak boleh dilupakan. Aktifis HAM perempuan dan memiliki jaringan luas ke beberapa lembaga donor ini juga tidak boleh dipandang enteng. Ia adalah tokoh yang pernah beberapa kali terlibat dalam penyusunan kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan otonomi daerah dan isu isu perempuan. Apalagi perannya di "Kemitraan" Â sebuah konsorsium LSM untuk pendidikan politik dan pembangunan daerah sangat terasa saat ia menjabat sebagai salah satu deputi direktur di lembaga itu. Edriana juga dikenal sebagai kader yang mendapat perhatian dari Hasyim Djojohadikusumo adik kandung Prabowo.
Jadi, jika kemarin Nasrul Abit dan Indra Catri mendeklarasikan diri sebagai pasangan yang sudah direstui DPP Gerindra sebagai bakal calon hal itu perlu dipertanyakan. Apalagi mengacu pada penilaian Edi Indrizal, dalam deklarasi itu tidak dihadiri oleh pengurus inti Gerindra. Dekarasi yang seharusnya sakral dan khidmat itu terkesan main main dan tidak serius.
Tentu saja keganjilan ini tentu membuat masyarakat bertanya tanya dan sampai pada kesimpulan ini adalah sebuah manuver guna mengalihkan isu karena keduanya diduga punya masalah hukum yang cukup berat dan akan menyita pikiran mereka.
Masyarakat seperti diajak lupa dan tidak tahu bahwa dinamika politik itu ada. Keduanya terkesan mengabaikan opini dan penilaian masyarakat yang paham bahwa politik sangat dinamis dan bergelombang dan apalagi menjelang pendaftaran.
Kembali ke SK rekomendasi yang sudah dikantongi oleh Nasrul Abit dan Indra Catri, bisa saja malah kelak akan berubah menjadi nama Donny Moenek dan Edriana atau nama lain. Siapa tahu, sebab semua masih berpeluang diusung dan diajukan. Apalagi partai Gerindra dibawah pimpinan Prabowo yang dikenal sangat rasional dalam berpolitik. Prabowo tentu akan berhitung dengan cermat karena terkait peluangnya di Pilpres 2024 yang akan datang. Intinya Prabowo tidak mau kalah dan malu.
Lalu, masihkah kita percaya pada deklarasi kemarin sudah final dan tidak bisa berubah lagi?, ingat ini politik. Sudah banyak pelajaran berharga yang bisa dijadikan contoh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H