Mohon tunggu...
Fadhel Fikri
Fadhel Fikri Mohon Tunggu... Penulis - Co-Founder Sophia Institute dan Pembisnis Sabda Literasi Palu

Co-Founder Sophia Institute Palu, serta pegiat filsafat dan sains. Selain itu, sedang menghasilkan bisnis online di https://sabdaliterasi.xyz

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Mitos dan Kepercayaan

3 Agustus 2022   23:14 Diperbarui: 31 Desember 2023   09:58 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Science and religion sumber: pexels.com

Namun begitu perlu digaris bawahi bahwa perkembangan pengetahuan manusia tidak pernah sampai pada titik finalnya. Ia akan terus berubah dan berusaha mendapatkan jawab-jawaban ilmiah lainnya demi membawa ke pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan fenomena-fenomena di sekitar kita tanpa melibatkan kekuatan-kekuatan adikodrati tertentu.

Dengan perkembangan pengetahuan inilah yang nantinya mengisi segala kekosongan pencarian kita atas jawaban-jawaban dalam hidup yang sebelumnya masih disandarkan pada kepercayaan agama. Karena mengingat bahwa pengetahuan selalu mengalami perkembangan terus-menerus, sedangkan keimanan hanya bertahan pada pengetahuan yang tetap tanpa ada perkembangan apapun.

Apakah kepercayaan kita saat ini juga akan menjadi mitos di masa depan?

Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah 'iya'. Manusia di masa depan mungkin akan menganggap kita sebagai masyarakat primitif dengan kepercayaan atau mitos-mitos yang melekat pada diri kita. Hal ini sama seperti ketika kita melihat masyarakat primitif sebagai masyarakat terbelakang dengan mitos dan kepercayaan mereka. Atau ketika kita melihat sejarah kehidupan nenek moyang bangsa kita dan meremehkan apa yang mereka percayai.

Maka dari itu, sebagai manusia yang mempunyai akal budi, patutlah kita hidup membiasakan diri dengan kebenaran rasional. Bukan membenarkan segala kebiasaan/tradisi yang sudah dilakukan sejak turun-temurun sekalipun tradisi itu tidak rasional sama sekali. Karena jika kita tidak mampu beradaptasi dengan kebenaran baru, maka kita tidak akan bisa bertahan lama dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman. Inilah yang desebut Darwin sebagai Natural Selection: hanya spesies yang mampu ber-adaptasi-lah yang akan mampu bertahan.

Mengingat era industri sedang memasuki tahap 5.0 pada tahun 2040-2050, jelas pembiasaan diri dan terbukanya pikiran terhadap kebenaran baru sangat dibutuhkan dalam hidup.

Jangan mau menjadi seperti bangsa Mesir yang menutup diri dari kebenaran baru milik Musa. Jangan mau menjadi seperti bangsa Romawi yang menutup diri dari kebenaran baru milik Isa. Dan jangan mau menjadi suku Quraish yang menutup diri dari kebenaran baru milik Muhammad. Begitu pula di era sekarang, janganlah menutup diri dari kebenaran baru yang nantinya akan datang. Sebab setiap masa selalu memiliki kebenarannya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun