Mohon tunggu...
Fadh Ahmad Arifan
Fadh Ahmad Arifan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah bersekolah di MI Attaraqqie. Penggemar mie ayam dan Jemblem

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fadh Ahmad - Mainan Baru Bernama ISIS

5 Agustus 2014   05:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:24 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mendadak jadi buah bibir media di dalam dan luar negeri. Organisasi yang mendeklarasikan “khilafah” ini muncul ditengah agresi Israel yang menelan korban jiwa lebih dari 900 warga Palestina dan kekisruhan pilpres di Indonesia. Yang mengherankan, kenapa Presiden SBY, Panglima TNI beserta jajaran pembantunya resah dengan propaganda ISIS, sedangkan separatis di Papua terkesan dibiarkan. Kalangan lintas agama pun ikut-ikutan berkomentar. Dikatakan kelompok ISIS melenceng dari NKRI dan Pancasila (tribunnews 4/8/2014). Lucunya aliran Syiah yang nyata-nyata ajarannya membahayakan keutuhan NKRI dibiarkan.

Saya ingin bercerita mengenai diskusi ‘ISIS bidik Indonesia?’ yang mana narasumbernya Wakil Menteri agama dan Ansyad Mbai dari BNPT. Sepanjang diskusi yang disiarkan Live di TV One, dua narasumber sama sekali tidak menyinggung bahwa ISIS sejatinya buatan tiga Negara seperti Inggris, AS dan Israel seperti yang diungkap oleh Edward Snowden.

Snowden mengungkapkan, badan intelijen dari tiga negara tersebut membentuk sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstremis di seluruh dunia. Mereka menyebut strategi tersebut dengan nama 'sarang lebah'. Dokumen NSA yang dirilis Smowden menunjukkan bagaimana strategi sarang lebah tersebut dibuat untuk melindungi kepentingan zionis dengan menciptakan slogan Islam. Berdasarkan dokumen tersebut, satu-satunya cara untuk melindungi kepentingan Yahudi adalah menciptakan musuh di perbatasan. Strategi tersebut dibuat untuk menempatkan semua ekstremis di dalam satu tempat yang sama sehingga mudah dijadikan target. (globalresearch.ca 16/7/2014).

Ironisnya lagi seorang Profesor Nasaruddin umar melakukan kesalahan fatal dengan polosnya beliau berargumen, “HAMAS & ISIS tidak mungkin bersatu, karena HAMAS berideologi Syiah dan ISIS Sunni” (Apakabar Indonesia malam 3/8/2014 pk. 20.25 wib). Beginilah kalau bicara tanpa data, sehingga yang diucapkan pun ngawur untuk sekelas profesor.

Perlu diketahui, sepak terjang ISIS berbeda dengan pejuang HAMAS yang mati-matian mengusir penjajah Israel. Sampai sekarang saya belum mendengar ISIS akan menolong warga Palestina. Yang saya dengar dari media malah ISIS menghancurkan makam nabi Yunus AS di Mosul (al-Arabiya.net 24/7/2014).  Penghancuran makam tersebut tidak hanya melukai umat Islam melainkan juga jemaat Kristiani. Gagasan khilafah yang diusung ISIS juga tidak jelas arahnya mau ke mana dan seperti apa metode-metode untuk mempertahankannya. Ini berbeda dengan Khilafah yang diperjuangkan Hizbut tahrir. Khilafah versi Hizbut tahrir ada tahapan-tahapan untuk mencapainya, rancangan undang-undangnya, siapa yang pantas diangkat menjadi khalifah dan sejauh mana kewenangan dari seorang khalifah.

Di Indonesia, propaganda ISIS menyebar melalui youtube dan media sosial facebook dan twitter. Lantas menyebar di kota-kota seperti Jakarta, solo, Malang dan Bima. Sepeti di kota Malang, deklarasi dukungan terhadap amir daulah khilafah ISIS awalnya diadakan di masjid Ibnu sina tapi kemudian berpindah pindah tempat hingga terlaksana di mushollah terpencil di Junrejo, Batu. Acara deklarasi berpindah pindah lokasi karena mengundang resistensi dari masyarakat. Singkat cerita, sekitar 50 orang di Baiat oleh ketua ansharut khilafah (kompas Malam 3/7/2014 pk 21.35 wib). Di acara baiat tersebut juga diedarkan stiker dan majalah al-Mustaqbal. Majalah ini isinya berita dan gambar-gambar eksekusi anggota ISIS terhadap tentara Irak (radar Malang jawapos 3/8/2014).

Kalau melihat betapa cepatnya propaganda ISIS yang menarik minat orang awam, membuat saya bertanya-tanya mengapa video propaganda ISIS belum diblokir pemerintah kita? Kemudian yang aneh lagi, menurut pejabat BNPT salah seorang yang didalam video ISIS itu ternyata “teroris” yang masuk DPO, tapi mengapa yang bersangkutan bisa kabur keluar negeri seperti Nazaruddin kabur ke Kolombia? Adakah kesengajaan pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian dunia Islam dari isu kebrutalan Zionis Israel di Palestina?

Terakhir, sebelum menutup tulisan singkat ini, saya berharap kepada pemerintah supaya tidak mengait-ngaitkan kelompok ISIS dengan jaringan teroris anu, jaringan teroris ini dan itu. Sudah cukup dengan proyek teroris-terorisannya. Proyek ini sangat meresahkan umat Islam. Lebih baik Pemerintah harus fokus pada gerakan separatis di Papua, merajalelanya aliran sesat Syiah dan tantangan Masyarakat ekonomi ASEAN yang berlaku tahun 2015 mendatang. Wallahu’allam bishowwab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun