Mohon tunggu...
Fadel Abraham
Fadel Abraham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pemuda desa yang ingin mengembangkan potensi dan ingin memajukan desa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bumi dalam Bahaya "Polusi Plastik"

3 Desember 2022   19:48 Diperbarui: 4 Desember 2022   01:53 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Fadel Abraham

Pendahuluan

Permasalahan yang belum terselesaikan hingga saat ini yakni permasalahan sampah, sementara dengan bertambahnya jumlah penduduk yang ada di Indonesia maka akan bertambah juga jumlah sampah yang ada. Secara tidak sadar setiap hari kita selalu menghasilkan sampah, mulai dari bangun tidur sampai dengan kita mau tidur lagi. 

Sesuai faktanya, meningkatnya pembelian barang dan makanan melalui daring disaat pandemi menggunakan kemasan plastik dan  penggunaan peralatan sekali pakai lainnya. Permasalahan sampah platik tersebut apabila semakin banyak jumlahnya di lingkungan, maka akan berpotensi mencemari lingkungan dan mengingat bahwa platik itu sendiri akan terurau di dalam tanah membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun hingga 100 tahun lamanya.

Pembahasan/Isi

Dampak sampah plastik bagi lingkungan antara lain ialah tercemarnya tanah, air tanah, makhluk yang ada di dalam tanah, bahkan mencemari laut dan makhluk yang ada di laut. 

Racun-racun dari plastik yang masuk ke dalam tanah dan air laut akan membunuh hewan-hewan yang ada di dalamnya, seperti cacing dan ikan.Kandungan zat di plastik yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai seseuai urutan rantai makanan. Sampah plastik juga menganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah, menghalangi sirkuliasi udara di dalam tanah, dan menurunkan kesuburan tanah.

Sampah plastik yang susah diurai, memiliki umur yang panjang, dan ringan untuk berterbangan sehingga plastik dapat terbang hingga ke laut sekalipun. Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan sampah plastik yang mencemari laut. Hewan-hewan seperti lumba-lumba, penyu, anjing laut, paus, dan ikan kecil lainya menganggap bahwa plastik tersebut adalah makanannya. 

Dan akhirnya hewan-hewan yang memakan plastik tersebut akan mati karena tidak dapat mencernanya, kemudian ketika hewan itu mati plastik yang berada di dalam tubuhnya tidak akan hancur atau terurai dan dapat meracuni hewan lainnya.

Penyebab dari bencana banjir dikarenakan pembuangan sampah plastik yang sembarangan di sungai yang dapat mengakibatkan pendangkalan sungai dan pemyumbatan aliran sungai.

Plastik yang mudah terbakar mengakibatkan terjadinya potensi kebakaran. Asap dari pembakaran sampah plastik sangat berbahaya bagi kesehatan dikarenakan mengandung gas-gas beracun seperti hidrogen sianida ( HCN) dan karbon moksida (CO). Hal inilah yang menyebabkan sampah plastik sebagai salah satu pencemaran udara serta mengakibatkan pemanasan global pada atmosfer bumi yang mengakibatkan efek jangka panjang.

Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Novrizal Tahar, mengatakan perlu membangun kesadaran masyarakat untuk memilih dan memilah sampah, tak terkecuali sampah plastik, yang penggunaannya meningkat untuk belanja daring selama pandemi COVID-19.

Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, sementara itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya volume timbulan sampah yangdihasilkan dari aktivitas manusia.

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.pencemaran tanh selalu berhubungan dengan sampah plastik karna sebagian dari polutor tanah adalah sampah.

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.pencemaran tanah selalu berhubungan dengan sampah plastik karena sebagian dari polutor tanah adalah sampah.

Joshua Reno (2015) memberi gagasan luas terkait apa yang dianggap dengan sampah itu

sendiri namun lebih menitik beratkan perihal pengelolaan sampah. Dalam artikelnya Waste and Waste Management, Reno menyatakan bahwa apa yang dikonsepkan sebagai "sampah" itu bergantung pada konteks yang sedang dibahas dan oleh siapa. Lebih lanjut, pengelolaan sampah oleh Reno (2015; hlm. 559) dikatakan adalah bagian dari apa yang membuat kita menjadi diri etis yang kita inginkan (Hawkins, 2006).

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.pencemaran tanah selalu berhubungan dengan sampah plastik karena sebagian dari polutor tanah adalah sampah. Sekitar 79 persen sampah plastik terakumulasi di tempat pembuangan sampah dan di alam. Hanya 9 persen yang telah didaur ulang dan 12 persen yang dimusnahkan (insinerasi). Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) (2019), tren persentase komposisi sampah plastik di Indonesia terus meningkat. 

Pada tahun 2014, sampah plastik di Indonesia sebesar 14 persen (8,94 juta ton) dari komposisi timbulan sampah yang ada (64 juta ton). Jumlah tersebut meningkat di tahun 2016, menjadi 16 persen (10,43 juta ton) dari timbulan sampah yang ada (65,2 juta ton).

Banyaknya sampah plastik yang ada di lingkungan kita ini yang mencemari tanah dan kurangnya pengelolaan yang baik membuat penulis ingin meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pengurangan sampah plastik

Penutup/Simpulan

Isu sampah plastik adalah permasalahan sejak dulu yang sampai sekarang belum teratasi dengan baik di negara Indonesia ini. Sampah plastik akan berdampak buruk bagi bumi karena plastik susah diurai secara alami.

Sampah plastik memang tidak dapat terurai secara alami, jadi untuk mengurangi sampah plastik sebaiknya kita harus bijak menggunakan plastik dan kita jug harus bisa mengolah sampah plastik. Untuk itu perlu dilakukan yang namanya 3R (Reuse, Reduse, dan Recyle), Reuse ialah menggukan kembali barang-barang yang terbuat dari plastik, Reduse ialah mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama barang-barang sekali pakai, kemudian Recycle ialah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik.

Pandangan yang saya ingin sampaikan adalah sampah plastik adalah permasalahan yang sangat besar, tidak hanya di tanah saja dilautpun ada yang namanya microplastik. Sekecil apapun plastik, kita harus bijak dalam menggunakannya dan jangan mencemari lingungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun