Mohon tunggu...
Fadel Abraham
Fadel Abraham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pemuda desa yang ingin mengembangkan potensi dan ingin memajukan desa.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Little Cappadocia di Indonesia

12 Oktober 2022   10:21 Diperbarui: 12 Oktober 2022   23:00 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : dokumen pribadi

(Kab. Semarang, 10/10/2022) - Little Cappadocia, sebutan yang sering dilontarkan untuk destinasi wisata Gunung Gajah Telomoyo yang berada di Desa Nogosaren, Kec. Getasan, Kab. Semarang, Jawa Tengah. Dengan ketinggian 1.300 MDPL (meter diatas permukaan laut) di puncak Gunung Gajah Telomoyo menyuguhkan panorama Rawa Pening dan Kota Salatiga dengan tampak jelas.

Lalu, di waktu-waktu tertentu selain menikmati panorama alam yang indah, langit-langit juga dihiasi dengan atlet paralayang & gantolle yang terbang. Destinasi wisata alam dengan pemandangan seperti inilah yang mirip dengan Cappadocia, yang berada di Turkey. Dengan melihat pemandangan dan suasana seperti ini, wisatawan merasa berkesan dan tidak dapat ditemukan di destinasi lain.

Menjadi tempat favorit untuk para atlet paralayang di seluruh penjuru Indonesia. Dengan ketinggian 1.300 MDPL (meter diatas permukaan laut) menjadikan Gunung Gajah Telomoyo tempat yang pas buat atlet paralayang untuk terbang lintas alam. Durasi yang diperlukan untuk terbang dari puncak Gunung Gajah Telomoyo terbilang cukup lama. Dengan durasi minimal 15 hingga 20 menit untuk waktu tercepat menuju landing (tempat pendaratan). Dan, atlet paralayang juga dapat terbang hingga berjam-jam lamanya di udara. Namun, dengan catatan jika cuaca baik.

Seperti yang pernah dikemukakan Suby Lutolf, atlet paralayang dari Swiss, Gunung Gajah Telomoyo adalah salah satu tempat terbang paralayang di Indonesia yang sangat indah. Dan jika terbang dari Gunung Gajah Telomoyo akan merasa puas dan sangat senang, karena ini adalah Little Cappadocia-nya Indonesia.

Disamping itu, wisatawan juga dapat menikmati dan melihat para atlet yang terbang dari puncak Gunung Gajah Telomoyo.

Terdapat Camping Ground (bumi perkemahan) untuk para wisatawan yang suka dengan kegiatan luar ruangan. Dengan udara yang tidak terlalu dingin membuat para wisatawan menjadi betah dan nyaman jika berada di Gunung Gajah Telomoyo. Dengan fasilitas-fasilitas yang layak dan suasana yang masih lestari, menjadikan Camping (berkemah) menjadi salah satu alasan wisatawan untuk berkunjung ke Gunung Gajah Telomoyo.

Jika ingin merasakan sensasi camping lebih nyaman dan selayaknya seperti kamar pribadi, di Gunung Gajah Telomoyo juga menyediakan Glamping (glamour camping). Glamping adalah aktivitas camping namun dengan fasilitas lengkap. Seperti kamar mandi pribadi, mandi air hangat, kasur busa, mendapat sarapan pagi, dan masih banyak lagi.

Selain kegiatan Camping dan Glamping, jika wisatawan tak ingin untuk kembali pulang dan masih ingin menikmati suasana disana, Gunung Gajah Telomoyo juga menyediakan Homestay (penginapan). Dengan ketinggian 1.300 MDPL membuat pengalaman wisatawan yang menginap di Homestay Gunung Gajah Telomoyo akan memberikan sensasi yang berbeda.

Di sebelah barat, wisatawan akan disuguhkan dengan panorama Gunung Telomoyo dan Air Terjun Kalipancur. Lalu, di arah utara, timur dan selatan selain panorama Rawa Pening dan Kota Salatiga, wisatawan akan disuguhkan dengan panorama 5 gunung. Yakni Gunung Kendil, Gunung Ungaran, Gunung Muria, Gunung Lawu, dan Gunung Merbabu.

Mudahnya akses untuk menuju tempat ini, menjadikan Gunung Gajah Telomoyo sebagai salah satu tempat favorit untuk liburan. Dengan harga tiket masuk yang terjangkau, wisatawan sudah bisa menikmati suasana alam yang lestari di Gunung Gajah Telomoyo.

Jika dari loket (pintu masuk) menuju Puncak Gunung Gajah Telomoyo, wisatawan memiliki beberapa pilihan. Yakni, menggunakan motor pribadi, menggunakan jasa ojek, atau jalan kaki. Dengan jarak kurang lebih 1,5 km dan disuguhkan panorama yang indah, membuat wisatawan tidak merasa lelah dalam perjalanan. Ditemani dengan suara burung dan suara angin, membuat pengunjung merasakan ketenangan.

Kurang lengkap jika tidak ada tempat untuk makan. Di Gunung Gajah Telomoyo juga menyediakan mini cafe dan warung UMKM. Tidak kalah dengan makanan di kota, makanan yang dijual disini rasanya enak dengan harga yang terjangkau. Makanan tradisional desa-lah yang dijual di tempat ini. Selain makanan tradisional, kopi adalah salah satu minuman favorit di Gunung Gajah Telomoyo. Kopi robusta maupun arabica memanglah cocok disuguhkan kepada wisatawan untuk menenangkan pikiran.

Selain dari keindahan panorama disitu, banyak masyarakat dan komunitas yang berperan untuk merawat dan mengembangkan potensi yang ada. Supaya kelestarian alam Gunung Gajah Telomoyo bisa terjaga dan miningkatkan ekonomi di desa.

Festival Seni dan Budaya yang pernah diselenggarakan di Gunung Gajah Telomoyo, secara tidak langsung akan meningkatkan ekonomi masyarakat di desa. Tak hanya Festival Seni dan Budaya, Kejuaraan Paralayang dan Gantolle juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat. Pedagang UMKM yang mendapat omzet besar, pendapatan ojek dan pemasukan di tiket masuk yang begitu besar.

Dengan adanya tempat wisata Gunung Gajah Telomoyo, masyarakat berharap bahwa tempat ini bisa dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat desa. Tidak hanya peran dari masyarakat saja, peran dari pemerintah terkait juga penting. Pemerintah dapat berperan untuk meningkatkan kualitas pariwisata. Dengan melengkapi fasilitas-fasilitas yang belum ada, serta memberikan pelatihan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pariwisata. Sehingga pariwisata di Gunung Gajah Telomoyo bisa menjadi unggul dan menjadi salah satu tujuan destinasi wisata internasional.

Satu-satunya tempat wisata di Kab. Semarang, Jawa Tengah yang memiliki landasan paralayang dan gantolle, menjadikan Gunung Gajah Telomoyo adalah tempat yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan tempat wisata lain yang ada di Kab. Semarang.

Jika dilihat dari tempat tertentu, bentuk gunungnya yang seperti gajah inilah yang kemudian masyarakat menyebutnya dengan Gunung Gajah. Karena masih di kawasan Gunung Telomoyo, maka penamaan tempat ini menjadi "Gunung Gajah Telomoyo".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun